Dengan mengenakan spanduk berisi protes, massa pendukung Wali Kota Risma melakukan aksi di kantor KPU Kota Surabaya, 11 Agustus 2015. Mereka berniat mendaftarkan sepasang sapi apabila tidak ada pasangan calon lain dalam Pilkada Kota Surabaya. FULLY SYAFI
TEMPO.CO, Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya, Rasiyo, menyayangkan langkah Komisi Pemilihan Umum yang terlambat memasang alat peraga kampanye (APK).
"Merugikan kami, karena masyarakat banyak yang tidak tahu pasangan calonnya," ucap Rasiyo ketika ikut dalam acara simbolis pemasangan APK di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur pada Rabu, 7 Oktober 2015, pukul 22.00.
KPU memang baru memasang peraga itu setelah masa kampanye memasuki hari kesepuluh. Pasangan nomor urut 1, Rasiyo-Lucy Kurniasari, memakai baju putih. Sedangkan pasangan nomor urut 2, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, memakai baju batik. Mereka tersenyum menatap Surabaya yang lebih baik.
Miftakhul Gufron, komisioner Komisi Pemilihan Umum, mengatakan pihaknya akan memasang baliho berukuran 4 x 6 meter di beberapa titik. Yakni bundaran Waru dekat Cito di wilayah Surabaya selatan, bundaran Satelit (Surabaya tengah), akses ke Suramadu (Surabaya timur), dan di Margomulyo MERR (Surabaya barat).
Bahkan KPU Kota Surabaya juga merencanakan akan memasang sepuluh umbul-umbul kedua pasangan calon di setiap kecamatan. “Kami targetkan sepuluh hari selesai,” ujarnya.
Sedangkan APK lain, tutur dia, akan segera dicetak rekanan. Kalau sudah selesai, APK akan diberikan kepada tim kedua pasangan calon. “Jadi nanti bisa langsung disebar ke komunitas mereka masing-masing,” katanya.
Sebenarnya, ucap dia, KPU Kota Surabaya ingin secepatnya memasang APK itu. Namun selama ini terkendala materi atau desain dari masing-masing pasangan calon. “Kendalanya murni dari penyerahan desain materi APK kepada kami,” ujarnya.
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
13 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.