Surat Mahasiswa Kampus Ilegal untuk Menteri Pendidikan

Reporter

Editor

Bagja

Senin, 5 Oktober 2015 17:03 WIB

Para penyelenggara wisuda ilegal berfoto bersama di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, 19 September 2015. Dalam sidak tersebut petugas menemukan ribuan peserta wisuda ilegal yang mendapatkan gelar S1 dan D3 dengan ijazah palsu tanpa harus mengikuti perkuliahan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan membekukan Yayasan Aldiana Nusantara karena menyelenggarakan wisuda ilegal di kampus Universitas Terbuka, Pamulang, dua pekan lalu. Disebut ilegal karena Kementerian tak menerima pemberitahuan dan mahasiswa ditengarai tak berkuliah sebagaimana mestinya.

Rupanya tak semua mahasiswa tak kuliah. Seperti tertuang dalam surat terbuka seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Suluh Bangsa yang menginduk ke Yayasan Alidiana di majalah Tempo pekan ini. Meski terbuka, surat itu ditujukan kepada Menteri Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.

Usman Lawamulo, mahasiswa semester III itu, menyebutkan bahwa jauh-jauh ia datang dari Lembata, Flores, Nusa Tenggara Timur, untuk “benar-benar menjalankan perkuliahan.” Ia cemas kampusnya akan dibekukan sehingga cita-cita menjadi sarjananya kandas, keinginan memberikan pendidikan untuk anak-anak di kampungnya musnah.

Ia berkisah bahwa ia datang ke Jakarta berkat beasiswa penuh yang diberikan Suluh Bangsa. Bagi Usman dan anak-anak lain nun di pesisir Nusa Tenggara, bersekolah ke Jakarta merupakan “impian yang mustahil.”

Di Lembata, tulis Usman, tak ada sekolah dasar negeri. Semua anak di sana memulai sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Alhuda Akbar. “Semua guru hanya lulusan SMA,” katanya. Sekolah lanjutan adalah MTs Negeri Kalikur, satu-satunya sekolah di Kabupaten Lembata.

Di Jakarta, Usman menumpang di asrama Organisasi Muhammadiyah karena tak punya tempat kos. Ayahnya hanya kuli bangunan dan ibunya tak bekerja. “Terlalu mahal bagi saya untuk bermimpi menjadi sarjana,” tulisnya. “Bisa kuliah di Ibu Kota sudah melebihi harapan dan doa yang saya panjatkan.”

Pada penghujung suratnya, Usman mengugat pemerintah dengan kalimat yang tak garang, lebih sebagai sebuah pertanyaan: mengapa yang menjawab doa dan cita-citanya bukan negara yang memiliki kewajiban memberikan pendidikan kepada semua anak-anak di Indonesia? “Mengapa justru kampus ilegal yang menangkap doa saya yang ingin menjadi sarjana?”

Jika lulus dan menjadi guru, Usman akan pulang ke Lembata, mengajari anak-anak di sana dengan pendidikan yang layak. Cita-cita itu hampir karam seiring bayangan sanksi pembekuan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi kepada kampusnya.

“Bapak Menteri, semoga ada solusi menyelamatkan saya dan mahasiswa lain dari Sabang sampai Merauke untuk bisa menggapai mimpi kami menjadi sarjana…”

Bagja Hidayat

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

14 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

16 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

9 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

17 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

22 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya