TEMPO.CO, Yoyakarta - Ketua Badan Pengawasan Pemilu Daerah Istimewa Yogyakarta Muhammad Najib mengatakan penganiayaan terhadap anggota Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul, Yogyakarta telah mencederai upaya pemilu damai. “(Padahal) Yogyakarta ini kan barometer untuk pemilu damai dan jujur,” katanya, Jumat 18 September 2015.
Seorang Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Sanden bernama Agus dianiaya oleh anggota Satuan Tugas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Kamis malam kemarin. Peristiwa itu berlangsung dalam acara kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Sri Surya Widati-Misbakhul Munir. “Karena ada salah paham,” kata Najib membeberkan kronologi penganiayaan.
Agus, ia mengatakan, semula berniat mengingatkan bahwa waktu kampanye telah melampaui batas. Semestinya kampanye pada malam hari harus berakhir pukul 22.00 WIB. Namun saat itu, hingga pukul 22.15 WIB, kampanye tetap berlangsung. “Dikira membubarkan kampanye,” katanya.
Berikutnya, lanjut dia, seorang anggota Satgas PDI Perjuangan menghampiri Agus. Ia menendang Agus dari belakang dan memukul mukanya. “Malam itu juga kasus ini dilaporkan ke polisi,” katanya.
Agus mengatakan aturan kampanye pada malam hari itu merupakan hasil kesepakatan antara Komisi Pemilu Umum Daerah Bantul dan para pasangan calon pemilihan kepala daerah.
Ketua PDI Perjuangan DIY Bambang Praswanto mengatakan belum mengetahui adanya kasus penganiayaan oleh anggota Satgas partainya terhadap anggota Panwas Kecamatan Sanden. “Di internal kami belum ada laporan ke saya,” katanya. Ia menduga kasus ini telah diselesaikan di tingkat kabupaten saja.
Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal
27 Januari 2023
Yogyakarta Lacak Lagi Bangunan Cagar Budaya Kotagede yang Tertinggal
Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta pada Januari 2023 ini memetakan lagi kawasan sejarah Kotagede demi melacak sejumlah bangunan yang sebenarnya masuk kategori cagar budaya namun belum sempat ditetapkan.