Hutan di Tiga Gunung Kabupaten Trenggalek Terbakar

Reporter

Jumat, 18 September 2015 05:20 WIB

Suasana punggungan Gunung Papandayan yang terbakar di Garut, Jawa Barat. 9 September 2015. Api terus menjalar ke sejumlah lahan karena angin terus bertiup kencang. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Trenggalek – Sejumlah kawasan hutan di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dilalap api dalam beberapa hari terakhir. Kobaran api melumat semak belukar Gunung Puncung, Gunung Jaas, dan Gunung Kebo, yang masuk wilayah Kecamatan Kota.

Kebakaran tersebut menghanguskan 5,5 hektare lahan produktif milik Perusahaan Umum Perhutani. Lahan Perhutani yang terbakar meliputi 0,5 hektare dari 26,3 hektare di Gunung Puncung, 1 hektare dari 27,9 hektare di Gunung Jaas, dan 4 hektare dari 128,1 hektare di Gunung Kebo.

Asisten Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan Trenggalek Nana Suwanda mengatakan api membakar alang-alang yang berada di bawah area jati dan rimba campuran. “Karena memang perluasan api pada alang-alang kering ini sangat cepat,” kata Nana kepada Tempo, Kamis, 17 September 2015.

Kebiasaan penduduk yang membakar sampah di area ladang, menurut Nana, menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran. Sebab, jarak ladang milik warga dengan kawasan hutan terbilang dekat, sehingga lompatan api dengan cepat terbawa angin ke hutan. "Celakanya, warga tidak menyadari masalah itu," ujar Nana.

Beruntung, kawasan hutan yang terbakar berjarak 1 kilometer dari permukiman penduduk. Dengan demikian, meski area lahan yang terbakar cukup luas, warga tidak panik. Kegiatan sehari-hari warga pun tidak terganggu.

Selain Perhutani, upaya menjinakkan api juga dibantu kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, petugas pemadam kebakaran, serta Dinas Komunikasi dan Informasi. Karena titik kebakaran berada di puncak gunung, petugas kesulitan membawa air naik.

Akhirnya, upaya pemadaman hanya dilakukan dengan cara manual, yakni memukuli api dengan dahan pohon. Sedangkan upaya melokalisasi api agar tidak kian meluas dilakukan dengan membabat alang-alang pada radius 12 meter dari titik api. “Namun risikonya tinggi karena api sangat cepat terbawa angin," tutur Nana.

HARI TRI WASONO


Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya