Sadis, Tiga Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Parigi Mountong
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Rabu, 16 September 2015 22:02 WIB
TEMPO.CO, Palu – Warga tiga wilayah di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dikejutkan oleh penemuan tiga sosok mayat tanpa kepala di sebuah kebun pegunungan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, korban pertama yang ditemukan bernama I Wayan Astika, 70 tahun, warga Dusun Gigit Sari, Desa Balinggi, Kecamatan Balinggi. Jenazah Wayan ditemukan dalam keadaan tidak utuh di kebunnya, Minggu, 13 September 2015, sekitar pukul 12.00 WITA.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto mengatakan sebelum Wayan tewas terpenggal, istri korban, NNS, mengaku didatangi orang tidak dikenal di pondoknya. Orang tersebut meminta agar NNS tetap tinggal di pondok.
Dari kejauhan NNS melihat suaminya dibawa menjauh oleh orang-orang tak dikenal. Setelah orang-orang tak dikenal itu pergi, NNS baru berani beranjak dari pondok mencari suaminya ke kebun. “Saksi menemukan suaminya sudah dalam keadaan meninggal dunia,” kata Hari saat dihubungi , Rabu, 16 September 2015.
Mayat kedua ditemukan pada Senin 14 September 2015 sekitar pukul 09.00 WITA di kebun Dusun Buana Sari, Desa Tolai Induk, Kecamatan Torue. Identitas korban diketahui bernama Simon alias Hengky, 50 tahun, warga Tolai Barat, Dusun Matanpondo, Torue.
Hari menuturkan salah seorang saksi melihat pondok korban terbakar. Saksi lalu memanggil-manggil nama korban namun tidak ada sahutan. Saksi menemukan Simon telah meninggal dunia di parit dengan leher tergorok. Adapun mayat tanpa kepala ketiga ditemukan di Kilometer 19, Desa Sausu Salubanga, Kecamatan Sausu dengan identitas yang belum diketahui.
Hari menduga pelaku pembunuhan beruntun tersebut bukan kelompok bersenjata yang selama ini dicurigai bersembunyi di hutan Poso dan Parigi Moutong. “Karena korban ini digorok, bukan ditembak. Hasil olah TKP, mereka korban pembunuhan,” kata Hari.
Polisi masih mendalami motif pembunuhan sadis tersebut. Berdasarkan keterangan para saksi, mereka tidak melihat orang bersenjata bersama korban. Namun pada TKP pertama di Balinggi, saksi mata sempat melihat para pelaku membawa semacam senjata, tetapi belum diketahui jenisnya. “Saya belum bisa pastikan, apakah pelaku merupakan anggota kelompok sipil bersenjata atau bukan,” kata Hari.
AMAR BURASE