TEMPO Interaktif, Kupang:Bekas komandan milisi Besi Merah Putih Timor Timur, Eurico Guteres menepis tuduhan yang menilai kehadiran forum pejuang Eks dalam rangka menjadikan Timor barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai basis perlawanan terhadap Timor Leste atau untuk melakukan aktifitas bersenjata. "Forum tersebut, hanya semata-mata memperjuangkan nasib eks milisi dan pejuang Timtim yang sudah mengorbankan segalanya bagi Indonesia tetapi justru tidak mendapat penghargaan dari pemerintah,"kata Eurico. Pernyataan itu menanggapi larangan Danrem 161 Wirasakti Kupang Kolonel Inf. APJ. Noch Bola dan Kapolda NTT Brigjen Pol. Edward Aritonang agar para eks milisi menyampaikan tuntutan mereka secara langsung ke Jakartatidak dan bukan di Kupang. "Presiden SBY pernah bertugas di Timtim sebagai Komandan Yonif 744 TNI. Semua sahabat semasa perjuangan saat ini hidup dalam kondisi memprihatinkan dan di bawah garis kemiskinan. Mereka inilah yang harus mendapat tanda jasa. Minimal, tunjangan bulanan diberikan sebagai apresiasi terhadap pengorbanan mereka,"kata Eurico. Para pejuang eks Timtim yang masih hidup, menurut Eurico sekitar 13.000 orang, terdiri dari mantan milisi, veteran pejuang Seroja dan pejuang integrasi. "Mereka inilah yang bergabung dalam Forum Pejuang Eks Timor Timur. Mereka bukan kelompok sipil bersenjata. Kami akan menduduki gedung DPRD Nusa Tenggara Timur, apabila tuntutan mendapatkan tunjangan dan kompensasi setiap bulan tidak dihiraukan pemerintah dan militer Indonesia,"katanya. Menurut Eurico, sewaktu Timtim masih bergabung dengan Indonesia, para pejuang integrasi mendapat tunjangan Rp155 ribu setiap bulan dan beras 18 kilogram. "Hak itu yang kami tuntut. Mengapa sekarang, tanpa penjelasan resmi, tunjangan uang dan beras dihentikan. Sementara anggota GAM yang jelas-jelas melakukan perlawanan bersenjata dengan Indonesia dan ingin merdeka justru diberi tunjangan Rp1 juta per orang,"ujar. Dnrem 161 Wirasakti Kupang Kolonel Inf. APJ. Noch Bola menytakan, apabila Eurico tetap melakukan aksi dan mengarah kepada tindakan anarkis maka aparat keamanan akan mengambil tindakan tegas. "Saya tidak mau terjadi hal-hal anarkis. Jika ada yang mencoba menghalangi tugas pokok TNI maka akan disikat. Karena salah satu tugas pokok kami adalah menjaga Timor barat agar tidak dijadikan sebagai basis perlawanan terhadap Timor Leste,"kata Danrem. Pernyataan serupa juga datang dari Kapolda NTT Brigjen Pol. Edward Aritonang. menurutnya, secara organisatoris milisi atau pasukan pejuang integrasi Timtim sudah dibubarkan. Sehingga kalau ada tuntutan agar pemerintah bersikap adil terhadap para mantan pejuang Timtim maka sebaiknya disampaikan ke Jakarta dan jangan di Kupang. "Apalagi mereka mengancam untuk menduduki gedung DPRD,"kata Aritonang.Jems de Fortuna
Masalah perbatasan Indonesia-Timor Leste di Kecamatan Amfoang Timur belum ada kesepakatan antar dua negara sehingga ditetapkan zona bebas di wilayah ini