Dampak Kemarau, PDAM Gunungkidul Naikkan Tarif Agar Tak Makin Rugi

Reporter

Jumat, 4 September 2015 05:29 WIB

Area persawahan yang alami kekeringan di Cibarusa, Bekasi, Jabar, 3 Oktober 2014. Memasuki musim kemarau tiga desa yaitu Desa Ridhogalih, Ridomanah, dan Sinarjati di Cibarusa, Bekasi, kesulitan air bersih, kekeringan tersebut sudah hampir dua bulan. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Yogyakarta - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gunungkidul memutuskan menaikkan tarif operasionalnya mulai Oktober mendatang. Tarif air bersih terpaksa dinaikkan setelah makin tingginya beban produksi saat puncak kemarau ini.

"Kami terpaksa naikkan tarif agar pelayanan tak terganggu akibat makin merugi," kata Direktur PDAM Gunungkidul Isnawan Febriyanto kepada Tempo, Rabu, 2 September 2015.

Kenaikan tarif itu sebesar Rp 750 per meter kubik. Dari harga awal 2.750 menjadi Rp 3.500 per meter kubik. Kenaikan berlaku untuk kelas pelanggan rumah tangga, industri, ataupun instansi lain. "September ini kami sosialisasi kepada pelanggan," ujarnya.

Isnawan mengatakan beban listrik yang ditanggung PDAM per bulan saat ini berkisar Rp 1,8 miliar. Padahal, saat kemarau seperti sekarang, pemompaan di sumber-sumber air harus dilakukan lebih sering karena permukaan air makin turun.
"Sampai Juli 2015, kami sudah rugi Rp 1,44 miliar, jadi biar tak makin rugi," ujarnya.

Isnawan menambahkan, neraca keuangan PDAM hingga pertengahan tahun ini sudah jauh bertolak belakang dengan kondisi dua tahun sebelumnya. Pada 2014, PDAM masih bisa mendulang untung sekitar Rp 426 juta dan pada 2013 untung sekitar Rp 230 juta.

Dengan jumlah pelanggan sekitar 3.000, PDAM Gunungkidul rata-rata menyalurkan 2 juta meter kubik per bulan untuk pelanggan. "Makin besar kami salurkan air, kerugian makin besar jika tarif tak direvisi karena selisih produksi dan penerimaan tiap meter kubik sudah sampai Rp 300-600," ujarnya.

Anggota Komisi B DPRD Gunungkidul, Demas Kursiswanto, mengakui DPRD sudah menyetujui usul kenaikan tarif PDAM untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian besar. "Namun kami meminta kenaikan tidak dipukul rata, melainkan melihat kondisi rumah dan kapasitas daya listrik pelanggan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

7 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

8 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

8 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

8 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

10 hari lalu

BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

37 hari lalu

BMKG Prediksi Musim Kemarau Dimulai pada April

Pantura bakal menjadi daerah pertama di Jawa yang memulai musim kemarau pada April mendatang.

Baca Selengkapnya

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

37 hari lalu

Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.

Baca Selengkapnya

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

38 hari lalu

Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.

Baca Selengkapnya

Kapan Musim Kemarau 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

45 hari lalu

Kapan Musim Kemarau 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

Awal kemarau di Indonesia diperkirakan tidak akan serentak di seluruh wilayah. Kemarau di beberapa daerah mundur dibanding jadwal biasanya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Hujan Akan Berakhir Februari, Maret Pancaroba, Juni Kemarau

23 Februari 2024

Peneliti BRIN: Hujan Akan Berakhir Februari, Maret Pancaroba, Juni Kemarau

Peneliti BRIN memprediksi hujan akan berlangsung sampai akhir Februari, Maret mulai pancaroba, Juni masuk kemarau.

Baca Selengkapnya