PAN Gabung Jokowi, Kader Yogya Tunggu Amien Rais
Editor
Muhammad Iqbal
Kamis, 3 September 2015 11:32 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Keputusan Partai Amanat Nasional untuk bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo membuat kaget pengurus PAN di Yogyakarta. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PAN Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dodi Wijaya mengatakan masih akan menunggu sikap Amien Rais, yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan PAN.
“Saya belum bisa berkomentar. Ini masih perjalanan menuju rumah Pak Amien,” ucap Dodi, yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gunungkidul, kepada Tempo, Kamis, 3 September 2015.
Dodi mengaku belum tahu keputusan PAN bergabung dengan pemerintah akan menimbulkan friksi internal di partainya atau tidak. Selaku pengurus daerah, ia belum bisa menentukan sikap.
Selama ini, Amien Rais begitu kencang mengkritik Jokowi. Namun belakangan, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan malah merapat ke Jokowi. Dodi belum tahu mana yang akan diikuti. “Saya belum bisa berkomentar soal itu, masih menunggu sikap Pak Amien,” ujarnya. Sedangkan Sekretaris PAN Kota Yogyakarta M. Ali Fahmi hanya menyatakan menunggu sikap Amien Rais.
Amien Rais memang dijadwalkan menggelar konferensi pers di kediamannya, Joglo Pandeyan Sawitsari, Sleman, setelah Zulkifli menyatakan bergabung dengan Presiden Jokowi di pemerintahan. Rencananya, sejumlah pengurus PAN di DIY hadir dalam konferensi pers tersebut.
Dodi menuturkan sebelumnya memang tak ada tanda-tanda atau pemberitahuan tentang perubahan sikap di tingkat pusat. Ia hanya mengingat, saat rapat kerja nasional terakhir, Zulkifli menyatakan PAN akan mendukung pemerintah sepanjang kebijakan berpihak pada rakyat.
“Saya kira, kalau soal koalisi, tetap (di Koalisi Merah Putih), tapi perubahan sikap itu kan sepenuhnya hak pengurus pusat, dan daerah intine gor melu (hanya mengikuti),” kata Dodi.
Namun, dengan perubahan sikap ini, PAN Gunungkidul menduga partainya, di bawah kepemimpinan Zulkifli, menilai ada persoalan darurat terkait dengan kondisi bangsa, seperti dampak pelemahan rupiah yang membawa kelesuan perekonomian. Jadi partainya ingin berkontribusi nyata dengan bergabung bersama pemerintah.
“Jadi bukan soal antara PAN dan Jokowi atau presidennya siapa, tapi PAN sebagai partai dan kontribusi ketika bangsa sedang ada masalah,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO