Baru Sehari Digenangi, Nama Waduk Jatigede Bakal Diganti

Reporter

Senin, 31 Agustus 2015 16:42 WIB

Seorang ibu mengabadikan gambar bendungan air usai dilakukan pembukaan Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, 31 Agustus 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono akan mengusulkan penggantian nama Waduk Jatigede kepada Presiden Joko Widodo. "Saya akan usulkan ke Presiden untuk mengganti nama waduk menjadi Waduk Tembong Agung," ujarnya saat memberi sambutan dalam acara penggenangan tahap awal Waduk Jatigede di Desa Cijenjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Senin, 31 Agustus 2015.

Menurut Basuki, usul nama baru Waduk Jatigede tersebut diambil dari nama Kerajaan Tembong Agung yang merupakan cikal bakal Kerajaan Sumedang Larang. Ia berharap, dengan nama tersebut, waduk dengan luas 4.800 hektare tersebut dapat mewakili semangat masyarakat Sumedang yang memiliki semboyan "Ingsun Medal", yang artinya menerangi. "Karena yang mendapatkan manfaat dari waduk bukan hanya warga Sumedang, tapi juga Majalengka, Cirebon, hingga Indramayu," katanya.

Pagi tadi, Senin, 31 Agustus 2015, waduk yang memakan lahan di lima kecamatan Kabupaten Sumedang tersebut resmi digenangi. Penggenangan tahap awal Waduk Jatigede secara simbolis diresmikan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Untuk tahap awal, Waduk Jatigede akan diisi air sampai elevasi 204 meter selama 12 hari. Tahap kedua, dari 204-221 meter selama 48 hari. Dan, butuh sekitar 220 hari untuk menggenangi waduk secara penuh.

Pada penggenangan tahap awal, air akan mencapai wilayah permukiman penduduk di Desa Jemah, Kecamatan Jatigede, dalam 14 hari dan Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, dalam 50 hari.

Penggenangan waduk ini ditentang anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka. Dia mengatakan suara Fraksi PDIP di DPR RI telah bulat menolak penggenangan Waduk Jatigede. Penolakan dilakukan karena masalah ganti rugi dan dampak sosial terhadap masyarakat belum selesai.

“Kami sudah kirimi surat ke Presiden agar menunda penggenangan sebelum hak-hak masyarakat terpenuhi,” tutur Rieke, Ahad, 30 Agustus 2015. Menurut Rieke, proyek pembangunan waduk terbesar kedua di Indonesia tersebut masih menyisakan banyak masalah.

Di antaranya, proses ganti rugi terhadap masyarakat yang terdampak belum seluruhnya tuntas. Selain itu, ia mengatakan, pemerintah seolah abai terhadap dampak sosial masyarakat.

Selain itu, Rieke mengatakan, dasar hukum pembangunan Waduk Jatigede yang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang dampak sosial kemasyarakatan pembangunan Waduk Jatigede cacat secara hukum. "Perpres ini cacat hukum. Apabila besok digenangi berarti pemerintah melanggar hukum," ucapnya.

IQBAL T. LAZUARDI S.

Berita terkait

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

10 hari lalu

Ragam 5 Destinasi Wisata Menarik di Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang menyediakan berbagai kebutuhan wisata, terutama dengan keunggulan panorama alamnya yang indah.

Baca Selengkapnya

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

11 hari lalu

Kerajaan Sumedang Larang Cikal Bakal Kabupaten Sumedang, Bagaimana Sejarahnya?

Kerajaan Sumedang Larang adalah cikal bakal bagi Kabupaten Sumedang yang dikenal hari ini. Dan hari ini 22 April ditetapkan sebagai Hari Jadi Sumedang

Baca Selengkapnya

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

32 hari lalu

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.

Baca Selengkapnya

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

23 Februari 2024

Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak

Baca Selengkapnya

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

22 Februari 2024

Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

22 Februari 2024

Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.

Baca Selengkapnya

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

21 Februari 2024

Angin Kencang Mengamuk di Sumedang, Dua Warga Terluka

Sedikitnya 48 warga di Sumedang terdampak bencana angin kencang dan hujan lebat. 10 rumah rusak disapu angin.

Baca Selengkapnya

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

21 Februari 2024

Angin Puting Beliung Terjang Perbatasan Jatinangor-Rancaekek, Sempat Diawali Hujan Es

Wilayah perbatasan Jatinangor-Rancaekek diterjang angin puting beliung. Pusaran angin disertai hujan lebat dan mengandung batuan es.

Baca Selengkapnya

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

8 Januari 2024

Sesar Baru Penyebab Gempa Sumedang

Badan Geologi mencatat bahwa kerusakan paling parah dari gempa Sumedang terjadi di Kampung Babakan Hurip, yang dekat dengan Sungai Cipeles.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Aktivitas Gempa Sumedang Terjadi 6 Kali, sejak Malam Pergantian Tahun Baru 2024

Gempa di Sumedang terjadi hingga enam kali, BMKG menyebut update terakhir aktivitas gempa terjadi pada pukul 21.15 WIB, Senin 1 Januari 2023.

Baca Selengkapnya