Belajar Mengenal Tuhan dari Kisah Cinta Gus Mus

Reporter

Jumat, 28 Agustus 2015 10:54 WIB

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Mustofa Bisri, gusar atas perilaku orang beragama akhir-akhir ini. Kata Gus Mus—panggilan akrab Mustofa Bisri, banyak orang beragama tapi seperti tidak mengenal Tuhan-nya.

“Mereka memperlakukan Tuhan seperti ukuran diri sendiri masing-masing,” kata Gus Mus dalam dialog kebangsaan bertema “Menjadi Orang Indonesia yang Beragama dan Berbudaya” di Semarang, Kamis malam, 27 Agustus 2015.

Ihwal orang cinta Tuhan tapi tak mengenal Tuhan ini Gus Mus mengibaratkan perkawinan dua orang pada zaman dulu yang rata-rata tidak melalui pacaran. Dulu, pernikahan orang dijodohkan begitu saja tanpa ada kesempatan berpacaran.

Mantan Rois Am PBNU ini pun mencontohkan kisah asmaranya dengan istrinya sekarang. Saat Gus Mus sedang belajar di Arab Saudi, dia ditantang untuk menikah dengan seorang perempuan. Kala itu, Gus Mus memberikan syarat kepada orang tuanya. Ia mau menikah asal diperbolehkan surat-suratan dengan calon istrinya, yang kala itu tinggal di Yogyakarta. “Karena keahlian saya menulis surat,” ujar Gus Mus, yang disambut tawa para hadirin.

Gus Mus bercerita, saking hebat tulisan suratnya, setiap kali menerima surat, calon istrinya langsung menyendiri di kamar. “Saya punya intel yang laporan bahwa calon istri saya mempelajari titik-koma surat yang saya tulis,” tutur Gus Mus.

Surat-menyurat berlanjut hingga akhirnya Gus Mus berkirim foto. Sambil bercanda, Gus Mus menceritakan bahwa ia mengirim foto yang paling bagus kepada calon istrinya. “Setelah melihat foto saya, dia langsung kelepek-kelepek,” ucap Gus Mus.

Singkat cerita, pulang dari belajar di Arab Saudi, Gus Mus langsung dinikahkan. Ingin memberikan yang terbaik, istrinya memasak menu spesial. “Saya dimasakkan opor satu ekor ayam. Bumbunya sangat lengkap dengan santan dua buah kelapa,” kata Gus Mus. Kemudian opor dihidangkan di meja makan dengan tulisan “Selamat Makan”.

Gus Mus pun dipersilakan menyantap menu spesial tersebut. Namun apa yang terjadi? Gus Mus hanya mencicipi masakan itu satu sendok makan. Kontan, istrinya sedih. Tangis pun pecah. Masakan spesial yang sudah susah payah dibuat cuma dicicip satu sendok.

Istrinya langsung melapor kepada mertuanya alias ibu kandung Gus Mus. “Mas Mus (Gus Mus) ini terlalu,” ujar istri Gus Mus kepada mertuanya. Mertuanya kontan tertawa terbahak-bahak setelah tahu menantunya itu masak opor ayam. “Kok, tidak nanya-nanya dulu? Suamimu itu tak suka masakan berkuah santan. Sukanya sambal,” kata Gus Mus menirukan ucapan ibunya. Sejak saat itu, istrinya terus-menerus memasak sambal. “Kalau makan nasi sama sambal bisa lahap.”

Kisah ini sama dengan orang yang mencintai Tuhan tapi tidak mengenal-Nya. “Ada semangat cinta tapi tidak disertai mengenal Tuhan,” tutur Gus Mus. Yang parah lagi, kata Gus Mus, ada orang yang menjadikan agama sebagai alasan untuk bertengkar dengan orang lain.

ROFIUDDIN

Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

19 jam lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

1 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

2 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

8 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

43 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

45 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

49 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya