TEMPO.CO, Pekanbaru - Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, memperpanjang status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau hingga 30 September 2015. Status siaga asap sebenarnya sudah ditetapkan dari April 2015 dan berakhir 30 Agustus 2015 ini. Namun kemarau yang panjang dikhawatirkan memperburuk kondisi.
"Sangat berbahaya kalau tidak diantisipasi sejak dini," kata Andi-sapaan akrabnya, Kamis, 27 Agustus 2015.
Menurut Andi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meramalkan musim panas bakal berlanjut hingga Desember mendatang. Sangat berisiko bagi Riau jika tidak segera ambil tindakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sejak awal agar tidak terjadi bencana asap seperti tahun sebelumnya.
Andi mengklaim upaya satuan tugas pemadam maupun satuan tugas penindakan hukum sudah berjalan maksimal. Pemadaman lewat darat maupun udara dinilai ampuh mencegah kebakaran hutan sehingga tidak meluas seperti tahun sebelumnya.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan di setiap daerah selalu memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam mengelola lahan.
"Begitu juga perusahaan swasta diwajibkan memberikan pendampingan kepada masyarakat yang berada disekitar konsesi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau mengaku operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan telah menghabiskan anggaran mencapai Rp 40 miliar sejak Riau dinyatakan berstatus siaga pada April lalu. Anggaran cukup besar itu dimanfaatkan untuk operasional pemadaman baik darat maupun udara. Seperti biaya operasional tiga helikoter waterbombing dan satu pesawat modifikasi cuaca.
RIYAN NOFITRA
Berita terkait
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T
11 hari lalu
Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.
Baca SelengkapnyaPertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023
20 hari lalu
Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.
Baca SelengkapnyaBNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera
45 hari lalu
Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaRisiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api
48 hari lalu
Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPenugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca
49 hari lalu
Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
49 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla
50 hari lalu
Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.
Baca SelengkapnyaPara Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan
50 hari lalu
Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaSuhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas
54 hari lalu
Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?
Baca SelengkapnyaKebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla
3 Maret 2024
Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?
Baca Selengkapnya