Sebelum Terbang, Teknisi Trigana Kirim Pesan ke Keluarga
Editor
Febriyan
Selasa, 18 Agustus 2015 20:50 WIB
TEMPO.CO, Depok - Mario Rheso Buntoro, 36 tahun, teknisi pesawat Trigana Air yang mengalami kecelakaan Ahad kemarin sempat mengirim pesan pada keluarganya sebelum pesawat terbang. Pesawat yang ditumpangi Rheso hancur menabrak tebing di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Ahad kemarin.
Hal itu diungkapkan Ahmad Zakaria, 30 tahun, adik ipar Mario saat ditemui di Perumahan Griya 8 Cinere, Meruyung, Limo, Depok, Selasa 18 Agustus 2015. Ahmad mengatakan bahwa keluarga sempat berkomunikasi dengan menelpon dan berkirim pesan melalui aplikasi Whatsapp pada pukul 14.00 WIT sebelum pesawat mengudara.
Ahmad mengatakan mendapatkan kabar hilang kontak pesawat Trigana Air, yang ditumpangi kakak iparnya Minggu kemarin pukul 15.00 WIB, beberapa jam setelah Mario menelpon. "Pihak Trigana yang langsung memberi kabar pesawat hilang kontak," kata Ahmad.
Jenazah Mario, kata dia, akan dibawa ke Jakarta, hari ini. Namun, karena cuaca di Papua tidak memungkinkan, pemulangan jenazah ditunda besok."Perkiraan besok pagi sudah bisa dibawa pulang," ujarnya.
Ia melihat kakak iparnya sebagai sosok yang penyayang. Pihak keluarga, kata dia, sudah jauh lebih tenang begitu mendengar kabar bahwa pesawat sudah ditemukan. "Lebih khawatir saat sebelum pesawat belum ditemukan. Keluarga cemas menunggu kabar saat itu," ujarnya.
Seperti diketahui, pesawat Trigana Air IL-257 rute Jayapura-Oksibil hilang Ahad sore lalu. Pesawat take off dari Bandara Sentani, Jayapura. Berangkat pukul 14.22 WIT dan diperkirakan tiba di Oksibil pada pukul 15.04 WIT. Namun, pesawat kehilangan dengan Menara Oksibil pada pukul 14.55 WIT.
Pesawat itu membawa 49 orang penumpang terdiri atas 44 orang dewasa, tiga orang anak-anak, dan dua orang bayi. Terdapat lima orang kru dalam pesawat Trigana Air IL-257, yaitu pilot capt Hasanudin, flight officer Ariadin F, pramugari Ika N dan Dita A, teknisi Mario.
IMAM HAMDI