Panen Petani Bojonegoro Diawasi Tentara, Kenapa?  

Reporter

Selasa, 18 Agustus 2015 13:24 WIB

Ilustrasi panen/sawah. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Bojonegoro - Sekitar 400 Bintara Pembina Desa (Babinsa) mengawasi petani yang sedang panen padi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. “Untuk pengawasan dan distribusi beras,” kata Komandan Komando Distrik Militer Bojonegoro Letnan Kolonel Donova Tri Pamungkas kepada Tempo, Selasa, 18 Agustus 2015.

Pengerahan Babinsa itu merupakan kerja sama antara Kodim, Bulog Subdivisi Regional III Bojonegoro, dan Dinas Pertanian. Pengawasan oleh Babinsa, kata Donova, akan membantu petani tidak tergantung ke tengkulak. Selain itu, juga agar hasil panen dijual ke Badan Urusan Logistik (Bulog) demi kemandirian beras nasional. Bersama dengan diturunkannya petani, petugas penyuluh lapangan didatangkan oleh Dinas Pertanian ke desa-desa.

Anggota Babinsa yang tersebar di 28 koramil di Bojonegoro juga dilibatkan mengawasi peredaran pupuk dari distributor ke petani. Hasilnya cukup efektif menekan terjadi tindakan pemalsuan pupuk, kesalahan peredaran dari distributor-agen, dan terakhir di petani.

Bojonegoro sedang memasuki puncak kemarau. Sejumlah kecamatan, terutama yang berada di sekitar Bengawan Solo, telah memasuki panen. Di antaranya adalah Kecamatan Balen, Kalitidu, Gayam, dan sejumlah tempat di Kecamatan Kasiman serta Kanor. Satu petak sawah minimal diawasi satu anggota Babinsa berikut dua petugas penyuluh lapangan.

Menurut Kepala Bulog Subdivisi Regional II Bojonegoro Efdal Marlius Sulaiman, pengadaan beras banyak terbantu oleh hadirnya penyuluh lapangan dari Kementan dan anggota Babinsa. Bahkan, dari wilayah kerjanya, yaitu Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro, sebagian petani telah menjual hasil panennya ke pemerintah lewat Bulog. ”Kami banyak terbantu,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 18 Agustus 2015.

Bulog Bojonegoro sedang mengadakan beras klasifikasi premium, seperti beras rojolele. Harga yang ditawarkan ke petani sesuai pasar dengan patokan mengikuti harga tengkulak. Misalnya untuk gabah beras premium, Bulog berani membeli harga dengan pasar sebesar Rp 4800 per kilogram. Sedangkan jika sudah berupa beras, Bulog berani membayar dengan harga Rp 9000 per kilogram.

Dengan mengikuti harga pasar penyerapan beras dan gabah di tingkat petani, Bulog akan mampu meraih target. ”Selain itu, petani juga tidak tergantung tengkulak.”

Hasil panen di Bojonegoro cukup bagus. Pemerintah Bojonegoro menargetkan produksi padi di atas 900 ribu ton per tahun. Sedangkan target tahun 2016 ke atas harus lebih dari satu juta ton.

SUJATMIKO

Berita terkait

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

21 Oktober 2023

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

Kabupaten Bojonegoro punya hari jadi pada 20 Oktober 1677 silam, atau genap berusia 346 tahun. Ini kuliner yang wajib dicicipi jika mengunjunginya.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

20 Oktober 2023

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

Kabupaten Bojonegoro juga memiliki sejarah, kuliner, dan sumber daya alam melimpah yang banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata.

Baca Selengkapnya

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

3 November 2022

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

Kerja sama ini terkait penyediaan, pendistribusian dan stabilisasi produk pangan di dua wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

8 Juni 2022

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

Peningkatan kesejahteraan dapat terlihat dari data BPS. Data FAO juga menunjukkan produksi beras di Indonesia melimpah, kedua terbanyak di Asia.

Baca Selengkapnya

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

9 September 2021

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

Tercatat sejumlah peningkatan antara lain produktivitas yang naik dari 34 persen menjadi 42 persen, serta bertambahnya pendapatan petani.

Baca Selengkapnya

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

13 Desember 2018

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

KRKP menyatakan target swasembada beras yang dicanangkan Jokowi sejak empat tahun lalu masih belum bisa mensejahterakan petani.

Baca Selengkapnya

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

17 Maret 2018

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

Budidaya padi dengan Metode Hazton berhasil meningkatkan hasil panen di Sigi, Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

4 Januari 2018

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan para petani di Indonesia banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus.

Baca Selengkapnya

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

29 September 2017

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

Hasil Rembuk Nasional Petani mengusulkan dilakukan audit terhadap subsidi pupuk, benih, dan alat pertanian yang tiap tahunnya mencapai Rp 45 triliun.

Baca Selengkapnya

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

13 September 2017

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

Petani di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, enggan menerima tiga unit mesin panen padi dengan ukuran besar yang merupakan bantuan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya