Kalla: Kasus HAM Diadili, Penyelesaian Secara Rekonsiliasi  

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 16 Agustus 2015 09:09 WIB

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di dampingi Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi menghadiri acara pembukaan Kongres Diaspora ke-3, di Jakarta, 12 Agustus 2015. Dalam kongres tersebut Diaspora mendorong pemerintah untuk merevisi Undang-undang Kewarganegaraan yang berlaku, agar memungkinkan adanya kewarganegaraan ganda bagi warga negara Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan kasus pelanggaran hak asasi manusia pada masa lalu segera diusut. Saat ini, kata dia, pemerintah masih melakukan penyelidikan atas beberapa kasus pelanggaran HAM berat pada masa lalu.

"Pasti, kan, kasus pelanggaran HAM berat masa lalu menjadi fokus pemerintah untuk diselesaikan," kata Kalla di kantornya, Sabtu, 15 Agustus 2015. "Seperti Semanggi dan banyak kasus lain yang saat ini sedang pemeriksaan."

Namun, menurut Kalla, jalan yang baik dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu itu dengan cara rekonsiliasi. Dia juga mendukung langkah Presiden Joko Widodo saat pidato kenegaraan di Kompleks Parlemen Senayan. Ketika itu, Jokowi menilai cara menyelesaikan pelanggaran HAM adalah rekonsiliasi.

"Pemeriksaan, penyidikan di pengadilan, kan. Tapi, ya, hasilnya seperti apa yang disampaikan (Presiden) itu," ujarnya.

Presiden Joko Widodo memastikan bakal membentuk komite rekonsiliasi untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia masa lalu. Saat ini pemerintah masih merumuskan formulanya sebelum membawa kasus-kasus pelanggaran HAM berat ke komite rekonsiliasi.

“Pemerintah menginginkan ada rekonsiliasi nasional sehingga generasi mendatang tak terus memikul beban sejarah masa lalu,” tutur Presiden dalam pidato kenegaraannya pada sidang bersama Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Gagasan untuk membentuk komite rekonsiliasi sebenarnya sudah didengungkan sejak lama. Pada 2004, pemerintah dan DPR menyepakati Undang-Undang Nomor 27 tentang komisi kebenaran dan rekonsiliasi. Sebelum kasus-kasus HAM diselesaikan, Mahkamah Konstitusi membatalkan undang-undang itu pada 2006. Setelah itu, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu terkatung-katung.

Komnas HAM sudah menyelidiki sejumlah kasus pelanggaran HAM berat, di antaranya peristiwa 1965, peristiwa Tanjung Priok 1984, peristiwa Lampung 1989, kasus orang hilang 1997-1998, penembakan mahasiswa Trisakti 1998, kasus kerusuhan Mei 13-15 Mei 1998, serta kasus Semanggi 1 dan 2. Berkas semua kasus sudah diserahkan ke Kejaksaan Agung, tapi tak kunjung ditindaklanjuti.

REZA ADITYA | TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

11 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

13 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

24 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

24 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

25 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

25 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

43 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya