Primus Yustisio Usul Negara Baru Tujuan TKW: Rusia  

Reporter

Jumat, 14 Agustus 2015 13:17 WIB

Primus Yustisio. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Primus Yustisio, anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM dan BUMN, serta standardisasi nasional, mengatakan Indonesia harus menjalin hubungan serius dengan Rusia.

Menurut dia, selama ini, Indonesia lebih terfokus menjalin hubungan dengan Amerika Serikat dan Cina yang saat ini justru tengah menghadapi krisis ekonomi.

"Jangan hanya menjalin kerja sama dengan penjajah ekonomi, seperti Cina dan Amerika Serikat. Kenapa tidak kerja sama dengan Rusia? Rusia memiliki keunggulan dalam sektor energi, baik minyak maupun gas," ujar Primus seusai sidang MPR di Senayan, Jumat, 14 Agustus 2015.

Primus menuturkan kerja sama dengan negara lain, terutama Rusia, juga berdasarkan pertimbangan realisasi investasi asal Cina yang tidak baik. Realisasi investasi dari Cina kalah jauh oleh Jepang dan Korea Selatan.

Khusus Rusia, dengan keunggulan sumber daya alam, seperti minyak dan gas yang dimiliki, negara itu memiliki kebijakan energi yang terbukti menyejahterakan rakyat. "Saya pernah ke Rusia. Di sana harga minyak dan gas murah sekali. Kenapa kita tidak menjalin kerja sama dengan mereka sehingga tidak bergantung pada Amerika," tuturnya.

Selain itu, dari segi lapangan kerja, kerja sama ekonomi dengan Rusia bisa membuka peluang Indonesia mengirimkan tenaga kerja ke negara tersebut. Dengan nilai perekonomian Rusia yang lebih tinggi daripada Indonesia, pendapatan yang bisa diterima TKI akan lebih besar.

Di Rusia, ucap dia, tidak ada pembantu rumah tangga karena biaya jasa profesional sangat mahal. "Jika TKI kita dikirim ke Rusia, itu akan membuka lapangan pekerjaan. Kenapa harus ke Arab yang terus menyiksa. Saya rasa lebih bonafide bagi TKI kita ketika ditanya kerja di mana, jawabnya di Eropa. Tidak ada salahnya kita mencoba," kata Primus.

Primus memperkirakan, dengan kekuatan ekonominya, Rusia mampu membayar TKI hingga 1.000 euro. Apalagi tenaga kerja Indonesia tergolong multitalenta yang dapat mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.

"TKI kita tidak seperti Filipina yang hanya bisa mengerjakan satu jenis pekerjaan, misalnya memasak saja. TKI kita bisa mencuci, memasak, dan menyetrika. Saya bangga jadi rakyat Indonesia, karena rakyat Indonesia multitalenta. Tapi mereka tidak punya pilihan," ujar Primus.

BISNIS.COM



Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Real Count Caleg Artis Pemilu 2024, Ada Aldi Taher hingga Ayu Azhari

21 Februari 2024

Real Count Caleg Artis Pemilu 2024, Ada Aldi Taher hingga Ayu Azhari

Berikut hasil real count sementara beberapa artis yang maju jadi caleg DPR Pemilu 2024. Ada Denny Cagur hingga Ayu Azhari.

Baca Selengkapnya

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

19 Februari 2024

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.

Baca Selengkapnya

Kisah Jihan Fahira dan Primus Yustisio di Pemilu. Jadi Pasangan Artis Anggota Parlemen?

17 Februari 2024

Kisah Jihan Fahira dan Primus Yustisio di Pemilu. Jadi Pasangan Artis Anggota Parlemen?

Jika terpilih, Jihan Fahira dan Primus Yustisio berpotensi menjadi pasangan anggota parlemen dari kalangan artis.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

2 Februari 2024

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan anggota DPR Ribka Tjiptaning diperiksa sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru

2 Februari 2024

Migrant Care: Ada WNI Pulang Kampung Masih Terdaftar DPT Johor Bahru

Migrant Care menyatakan menemukan fakta menakjubkan tentang DPT ganda. Ada pekerja migran yang sudah kembali ke Indonesia masih terdaftar dalam DPT.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker

25 Januari 2024

KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI, 2 di Antaranya Pejabat Kemnaker

Dua pejabat Kemnaker, Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta ditahan selama 20 hari pertama, terhitung sejak 25 Januari 2024, di Rutan KPK.

Baca Selengkapnya

Pekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini

19 Januari 2024

Pekerja Migran di Hong Kong Komplain Pemilu 2024: Online Shop saja Tak Sekacau Ini

Sejumlah permasalahan ditemukan dalam pelaksanaan pemilu 2024 di wilayah Hong Kong

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal

9 Desember 2023

Mahfud MD Janjikan Perlindungan TKI di Malaysia: Termasuk Pekerja yang Dianggap Ilegal

Calon wakil presiden Mahfud MD menjanjikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, termasuk TKI yang dianggap ilegal.

Baca Selengkapnya

2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC

28 November 2023

2.653 Anak Pekerja Migran Indonesia di Sarawak Malaysia Ikuti Pendidikan di CLC

CLC menyediakan pendidikan alternatif kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di perkebunan di Malaysia.

Baca Selengkapnya