JK: Belum Saatnya Hapus Syarat Batas Minimal Pencalonan  

Reporter

Kamis, 6 Agustus 2015 18:47 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pidato saat pengukuhan Guru Besar di Universitas Nasional, Jakarta, 23 Mei 2015. 154 mahasiswa ditangkap dan Maftuh Fauzi yang menjadi korban penangkapan itu, akhirnya meninggal usai mengalami infeksi di otak akibat sabetan benda tumpul. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan‎ belum saatnya menurunkan atau bahkan menghapus syarat ambang batas pencalonan atau parliementary threshold. Adanya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah tahun ini tak melulu disebabkan oleh syarat ambang batas.

Kalla mencontohkan di Surabaya, PDIP hanya menguasai 20 persen suara di parlemen daerah. Artinya, 80 persen suara dikuasai partai lain. "Tapi yang 80 persen tak mau mendaftar. Jadi bukan hanya soal threshold, alasannya bermacam-macam," kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.

Hal yang sama juga terjadi di Kota Samarinda. Ada pasangan calon yang awalnya sudah mendaftar, tapi kemudian malah mengundurkan diri.

Batas ambang maksimal juga tak seharusnya dihapus karena berfungsi sebagai instrumen penyeleksi calon. Menurut Kalla, jika tak ada ambang batas, maka siapa saja bisa mendaftar tanpa seleksi. "Kalau kebanyakan juga tak terlalu bagus," ujarnya.

Namun, kata Kalla, saat ini pemerintah terus mengkaji kebijakan yang bisa mem‎udahkan pencalonan kepala daerah. Kalla mengakui bahwa saat menyusun Undang-Undang Pilkada, adanya calon tunggal memang tak diantisipasi. Kalla berkata hal tersebut merupakan sesuatu yang biasa. Menurut dia, undang-undang kadang memang harus direvisi untuk melihat kenyataan yang ada.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang ‎Yusril Ihza Mahendra sebelumnya mengatakan bahwa munculnya calon tunggal disebabkan adanya keharusan partai bergabung uuntuk memperoleh 20 persen kursi DPRD. Padahal, menurut dia, sangat jarang ada satu partai yang mempunyai 20 persen kursi di DPRD.‎

‎Karena itu, Yusril menyarankan agar syarat 20 persen kursi DPRD itu tidak perlu ada lagi. Ia mengatakan dasar pemikiran angka 20 persen ini juga tidak jelas.‎



FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

21 jam lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

1 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

1 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

2 hari lalu

Karen Agustiawan Didakwa Korupsi Pengadaan LNG, Jusuf Kalla Ungkap Faktor yang Bikin Pertamina Merugi

Jusuf Kalla mengatakan bila direktur perusahaan harus dihukum karena merugi, maka seluruh BUMN Karya harus dihukum.

Baca Selengkapnya

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

2 hari lalu

Bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jusuf Kalla Bingung Karen Agustiawan Bisa Jadi Terdakwa Korupsi Pengadaan LNG

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina menjalankan perintah presiden.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

Jusuf Kalla Hadir di PN Tipikor, Bersaksi untuk Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK hadir sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi di Pertamina

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

2 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

2 hari lalu

JK Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan di Sidang Korupsi LNG Pertamina Hari Ini

Jusuf Kalla alias JK akan bersaksi dalam sidang dugaan korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) dengan terdakwa eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

2 hari lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya