TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah aktivis menggagas lembaga pemantau pemilihan kepala daerah (pilkada). Mereka bertugas mengawasi pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2015. Wahyu A. Permana, Direktur Eksekutif Pilkada Watch, mengatakan lembaga ini akan berpartisipasi dalam pengawasan pilkada.
"Pengawasan oleh Bawaslu sebenarnya sudah sangat baik. Tapi pengawasan itu tidak bernilai apabila masyarakat sendiri tidak memberikan pengawasan sosial," kata dia dalam peluncuran Pilkada Watch di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Agustus 2015.
Pilkada Watch yang diisi para relawan berkomitmen untuk menerima, menginvestigasi, dan mengadvokasi setiap laporan tentang pelanggaran dalam pilkada serentak. Laporan masyarakat tersebut akan diteruskan kepada instansi berwenang. Mereka juga akan memastikan laporan itu dituntaskan sampai memberikan kepastian hukum, baik bagi masyarakat sebagai pelapor atau oknum yang dilaporkan.
Wahyu memperkirakan sejumlah pelanggaran itu menyangkut netralitas pegawai negeri sipil (PNS). Calon inkumben berpotensi memobilisasi PNS. "Ketidaknetralan PNS akan mendominasi pelanggaran," kata Wahyu. Dia akan memberikan perhatian ekstra pada pilkada yang diikuti oleh calon inkumben. "Ada 159 petahana atau inkumben. Fokus kami di situ, karena ada potensi besar memanfaatkan aparatur sipil negara dan birokrasi untuk memenangkan mereka," kata Wahyu.
Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi sebelumnya telah mengeluarkan Surat Edaran nomor B/2355/M.PANRB/07/2015 tanggal 22 Juli 2015, yang mengimbau seluruh PNS netral dalam pilkada. Wahyu menilai bahwa surat tersebut belum implementatif karena belum banyak mengatur ihwal sanksi terhadap pelanggar.
NIBRAS NADA NAILUFAR
Berita terkait
Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?
29 Juni 2019
Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.
Baca SelengkapnyaCrane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi
6 Desember 2018
Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes
13 Agustus 2018
Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan
13 Agustus 2018
Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item
26 Juli 2018
Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.
Baca SelengkapnyaIndonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina
22 September 2017
Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.
Baca SelengkapnyaIni Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH
18 September 2017
Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.
Baca SelengkapnyaSeminar Sejarah 1965 Dibubarkan, Kantor YLBHI Dikepung Malam Ini
17 September 2017
Kantor YLBHI dikepung massa yang mengancam akan membubarkan acara Asik-Asik yang digagas pasca pembubaran Seminar Sejarah 1965.
Baca SelengkapnyaWALHI: Pembubaran Seminar Sejarah 1965 Mengancam Demokrasi
17 September 2017
WALHI turut bersuara atas tindakan Kepolisian membubarkan seminar Sejarah 1965 yang diselenggarakan oleh Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembubaran Seminar Sejarah 1965, Polisi Disebut Pakai Gaya Orba
17 September 2017
olemik pembubaran seminar Sejarah 1965 masih terus berlangsung.
Baca Selengkapnya