Ironis, Warga Sekitar Waduk Jatiluhur Kekurangan Air

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 31 Juli 2015 11:50 WIB

Pekerja menggunakan perahu untuk membersihkan sampah di bendungan Waduk Ir. H Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat, Jumat (29/6). Hingga saat ini 62 persen air baku yang diolah oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dari Waduk Jatiluhur mencapai 5.600 hingga 5.800 liter per detik. Suplai air yang diterima dari waduk Jatilihur tersebut masih belum dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan di sebagian wilayah Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Purwakarta - Ribuan warga di sejumlah desa yang berada di dekat daerah aliran sungai Citarum dan waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, belum bisa menikmati air bersih. "Sangat ironis, sebab, setiap musim kemarau panjang mereka menderita," ujar Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, kepada Tempo Jumat, 31 Juli 2015.

Semestinya, kata Dedi, warga yang berada di wilayah Kecamatan Maniis, Tegal Waru dan Sukasari itu tidak seharusnya mengalami kekurangan air bersih.

Sebab, faktanya mereka berada di dua lumbung air yang selama ini memasok air baku buat dikonsumsi warga Jakarta dan mengairi 240 ribu hektare areal pesawahan yang berada di wilayah Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu.

Dedi mengatakan, untuk membuat jaringan air bersih dengan cara memompa air baku permukaan sungai Citarum dan waduk Jatiluhur lalu mengolahnya menjadi air bersih buat didistribusikan ke warga di tiga kecamatan tersebut, diperlukan dana yang besar. "Taksiran kami sekitar 200 miliaran," Dedi menjelaskan.

Ia mengaku tak sanggup kalau dana yang dialokasikan buat merealisasikan pembangunan rumah pompa modern, jaringan pipanisasi dan infrastuktur pengolah air bersihnya itu harus ditanggung semuanya oleh APBD kabupaten. "Kami membutuhkan bantuan dana dari pemerintah pusat dan provinsi buat mendampingi dana APBD yang terbatas," Dedi menyampaikan permohonan.

Biaya yang besar diperlukan karena lokasi geografis desa-desa yang berada di ketiga kecamatan tersebut berada di lokasi perbukitan dan pegunungan, satu kecamatan yakni Sukasari yang memiliki delapa desa lokasinya bahkan berada di seberang danau Jatiluhur.

Salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Sukasari, Husen, mengaku sangat kecewa dengan pemerintah pusat dan provinsi yang selama ini membiarkan nasib mereka. "Sejak dibangun dan dioperasikan waduk Jatiluhur periode 60-70-an lalu, nasib kami nyaris dilupakan," katanya.

Padahal, warga Kecamatan Sukasari, sudah berkorban harta, tenaga dan lahannya demi pembangunan waduk Jatiluhur yang menjadi sumber air pertanian di wilayah pantai utara Jawa Barat, air bersih dan indusrtri warga Jakarta dan sekitarnya serta pembangkit listrik interkoneksi Jawa-Bali tersebut. "Semestinya kami mendapatkan prioritas fasilitas air bersih, tapi nyatanya sampai sekarang tak pernah diperhatikan," Husen mengimbuhkan.

Ia berujar, gara-gara tak ada fasilitas jaringan air bersih, selama musim kemarau warga harus rela mengambil dan memikul air di tubir waduk Jatiluhur yang jaraknya berkilo-kilo meter dengan menggunakan jerigen.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

39 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

45 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

51 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya