Presiden Joko Widodo (keempat kanan) bersama pimpinan NU dan sejumlah Menteri dan Kepala Lembaga Negara dalam acara Istighosah Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta, 14 Juni 2015. Acara tersebut sekaligus untuk membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama jelang Muktamar NU pada Agustus mendatang. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jombang - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) luar negeri yang menjadi peserta Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, mulai berdatangan. Muktamar NU ke-33 digelar 1-5 Agustus 2015 dan akan berlokasi di Alun-alun Jombang dan empat pondok pesantren.
Pantauan Tempo, sejumlah delegasi PCINU luar negeri sudah tiba di salah satu pondok pesantren yang akan digunakan muktamar. “Di pondok kami sudah datang PCINU dari Amerika Serikat, Mesir, Libanon, Turki, dan Syiria,” kata panitia muktamar yang juga pengurus Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Jombang, Abdul Latif Malik, Jumat, 31 Juli 2015.
Para peserta PCINU luar negeri itu merupakan orang Indonesia yang bermukim di luar negeri dan menjadi pengurus NU. “Ulama yang dari luar negeri juga akan datang,” kata Latif.
Menurut Latif, pondok setempat akan digunakan untuk tempat pembahasan Komisi Bahtsul Masail atau kajian masalah. “Ada tiga sub Bahtsul Masail, yakni Maudluiiyah, Waqi’iyah, dan Qonuniyah.”
Pondok Pesantren Bahrul Ulum menyediakan tiga gedung asrama santri yang akan digunakan untuk peserta Muktamar NU menginap. “Kapasitasnya bisa menampung sampai 2.000 orang,” kata Latif. Kapasitas asrama tersebut melebihi jumlah peserta Komisi Bahtsul Masail yang berjumlah sekitar 800 peserta.
Selain di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, peserta muktamar juga sudah berdatangan di tiga pondok lainnya yang juga digunakan sebagai tempat muktamar, antara lain Tebuireng, Mambaul Ma’arif, dan Darul Ulum. “Di Tebuireng sudah 1.400 peserta yang hadir,” kata panitia muktamar di Tebuireng Lukman Hakim.