TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak 19 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan dilanda kekeringan. Akibatnya, ketersediaan air baku terbatas dan lahan pertanian masyarakat mengalami kekeringan. "Sudah ada laporan kekeringan dari 19 kabupaten/kota di NTT," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus kepada Tempo, Rabu, 29 Juli 2015.
Menurut dia, kekeringan yang melanda NTT merupakan dampak dari badai El Nino, sehingga debit air baku menurun hingga 50 persen. Bahkan sejumlah embung milik masyarakat sudah mengalami kekeringan, sehingga kesulitan air bersih mulai dirasakan warga.
Tini berujar, bencana kekeringan yang melanda NTT mencapai puncaknya pada Oktober mendatang. "Puncak kekeringan pada Oktober 2015. Namun sekarang banyak embung (waduk) yang sudah kering," ucapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Tini akan memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor di sejumlah daerah yang dilanda kekeringan. Diharapkan, sumur bor ini bisa mengatasi masalah kekeringan di NTT.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sabu Raijua Lay Rohi menjelaskan, untuk mengatasi bencana kekeringan, pihaknya akan membangun seratus embung dengan kapasitas 3.000 meter kubik, serta tujuh embung besar dengan kapasitas 450 ribu meter kubik. "Tahun ini, kami bangun sebanyak tujuh embung besar dan seratus embung kecil," tuturnya.
Salah satu embung yang masih difungsikan hingga saat ini ialah embung Guriola. Embung ini menampung 450 ribu meter kubik air baku yang melayani kebutuhan air bersih warga dan lahan pertanian, seperti sawah dan tanaman hortikultura.
"Masalah air di Sabu sudah bisa teratasi dengan adanya embung tersebut," kata Tini.
YOHANES SEO
Berita terkait
Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air
40 hari lalu
Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
45 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
50 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaImbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen
51 hari lalu
Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.
Baca SelengkapnyaDestinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan
2 Maret 2024
Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,
Baca SelengkapnyaSelain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino
29 Februari 2024
Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024
8 Februari 2024
Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB
24 Januari 2024
BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.
Baca SelengkapnyaBMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah
5 Januari 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.
Baca SelengkapnyaKajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur
22 Desember 2023
Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.
Baca Selengkapnya