Politik Dinasti, Demokrasi di Kediri Dianggap Sudah Mati

Reporter

Rabu, 29 Juli 2015 05:34 WIB

Pelaksanaan Pemilukada Kediri 2010 (12/5). ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Kediri - Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri, Jawa Timur, Taufik Alamin, menilai proses demokratisasi di Kabupaten Kediri telah mati. Dia merujuk pada politik dinasti di daerah itu yang diprediksi akan melanggengkan kekuasaan bupati saat ini, Haryanti Sutrisno, hingga lima tahun ke depan lewat proses pilkada tahun ini.

Menurut Taufik, masyarakat setempat tak lagi bisa diajak berpikir cerdas untuk sekadar menentukan calon pemimpin mereka. “Karena memang tak pernah ada ruang untuk itu,” katanya, Selasa, 28 Juli 2015.

Karena tak memiliki bargaining politik, ucap dia, masyarakat cenderung bersikap pragmatis terhadap seluruh proses pilkada. Salah satunya, menurut dia, dengan menjual hak suara kepada calon dengan harapan mendapat imbalan materi. "Situasi ini baru akan berubah jika dinasti politik keluarga Haryanti berakhir," ujar Taufik.

Sementara itu, Bupati Haryanti Sutrisno menolak dituduh mempraktekkan politik dinasti di pemerintahan Kabupaten Kediri. Dia mengklaim seluruh proses pemilihan terhadap anggota keluarganya dilakukan secara demokratis.

Saat dicegat setelah mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum, Selasa, 28 Juli 2015, ibu bupati ini membendung semua pertanyaan seputar tudingan politik dinasti keluarganya itu dengan tenang. Dia mengatakan terpilihnya dia menjadi Bupati Kediri meneruskan kepemimpinan suaminya sudah melalui proses yang demokratis.

“Saya ini dipilih, bukan ditunjuk,” ucap perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum ini, Selasa, 28 Juli 2015.

Kepemimpinan Bupati Haryanti di Kediri kerap disorot kelompok masyarakat antikorupsi dan pengamat politik sebagai sebuah dinasti. Bagaimana tidak, keluarga Haryanti telah berkuasa di kabupaten ini sejak 15 tahun lalu.

Sutrisno, suami Haryanti yang kini menduduki kursi Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Kediri, adalah Bupati Kediri periode 2000-2005 dan 2005-2010. Setelah tak lagi bisa mencalonkan diri, dia mengajukan Haryanti sebagai penggantinya. Tak tanggung-tanggung, pemilihan kepala daerah itu diikuti pula istri keduanya, Nurlaila, melalui partai berbeda. Hasilnya, Haryanti terpilih menjadi Bupati Kediri periode 2010-2015.

Pada era kepemimpinannya ini pula, adik ipar Haryanti, Sulkani, terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Di luar lingkaran pemerintahan, sang menantu Rachmadi Yogiantoro menjabat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Kediri. Dia ikut hadir dalam pencalonan kembali Haryanti, Selasa, 28 Juli 2015.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

19 jam lalu

Pengamat Sebut Awiek PPP Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

Politikus PPP Achmad Baidowi meraih 359.189 suara nasional di Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

1 hari lalu

PPP Sebut Belum Tentukan Sikap Politik Resmi di Pilkada Jawa Timur

PPP menyatakan sifat politiknya di Pilkada Jawa Timur masih dinamis. Antara mendukung Khofifah atau membentuk koalisi baru.

Baca Selengkapnya

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

1 hari lalu

Akui Jalin Komunikasi Dengan PDIP, Khofifah: Relatif, Belum Pasti Mendukung

Khofifah menaakui menjalin komunikasi dengan PDIP. Namun ia mengatakan, belum pasti partai itu memberikan rekomendasi dukungan.

Baca Selengkapnya

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

2 hari lalu

Muhaimin Iskandar Sebut PKB Buka Pintu untuk Khofifah Daftar Pilkada Jawa Timur

PKB menyambut baik jika nantinya Khofifah mendaftar diri mengikuti seleksi internal di partai itu untuk maju di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

3 hari lalu

Menakar Peluang Emil Dardak sebagai Wakil Khofifah Lagi setelah PDIP Merapat

Sebelum PDIP masuk, Khofifah telah lebih dahulu didukung Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN sejak sebelum Pemilu 2024 berlangsung.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

5 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

5 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

7 hari lalu

Serba-serbi Khofifah Jelang Pilkada Jawa Timur terkait Peluang dan Calon Lawan

Khofifah dinilai menjadi calon gubernur terkuat pada Pilkada Jatim 2024. PKB dan PPP tengah menyiapkan lawan.

Baca Selengkapnya

Soal Calon yang Diusung PKB di Pilkada Jawa Timur, Cak Imin: Masih Rahasia, Kalau Ketahuan Khofifah Bahaya

7 hari lalu

Soal Calon yang Diusung PKB di Pilkada Jawa Timur, Cak Imin: Masih Rahasia, Kalau Ketahuan Khofifah Bahaya

PKB masih merahasiakan calon gubernur yang akan mereka dukung di Pilkada Jawa Timur pada November 2024.

Baca Selengkapnya