TEMPO.CO, Slawi - Musim kemarau yang berlangsung sejak April mengakibatkan sekitar 300 hektare lahan pertanian produktif di Kabupaten Tegal mengalami kekeringan. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Distanbunhut) setempat, mengeringnya sawah yang ditanami padi itu terjadi di tiga kecamatan yang dilintasi Jalur Pantura, yaitu Kramat, Suradadi, dan Warureja.
“Kemungkinan akan ada data tambahan sawah yang mengering dari Kecamatan Dukuhturi dan Pagerbarang,” kata Kepala Distanbunhut Tegal, Khofifah, pada Senin, 27 Juli 2015.
Menurut Khofifah, prosentase sawah yang mengering itu hanya 1,1 persen dari total luas tanam di Kabupaten Tegal pada April-September sebesar 27.000 hektare.
Khofifah mengatakan kekeringan yang melanda sawah tersebut belum menyebabkan puso alias gagal panen. Artinya petani masih bisa memanen padinya meski produktivitasnya menurun. Meski masih termasuk dalam kategori sedang, pemerintah telah mengupayakan bermacam langkah agar dampak kekeringan tidak semakin meluas.
Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Tegal mengatasi itu adalah dengan mengoptimalkan mesin pompa air. Tahun lalu, kata Khofifah, Pemerintah Kabupaten Tegal mendapat bantuan 54 mesin pompa air dari pemerintah pusat. Adapun tahun ini Pemerintah Kabupaten Tegal mendapat bantuan mesin pompa air dari pusat sebanyak 15 unit dari pusat dan menganggarkan pengadaan 58 mesin pompa air.
“Sebanyak 58 mesin pompa air sudah didistribusikan ke petani di Kecamatan Kedungbanteng, Dukuhturi, Suradadi, dan Kramat,” kata Khofifah.
Menurut Warsa, 55 tahun, petani di Desa Lawatan, Kecamatan Dukuhturi, kekeringan menyebabkan produktivitas sawahnya menurun hingga sekitar 60 persen. “Dalam kondisi normal, satu hektare lahan bisa menghasilkan sekitar 15 ton padi, tapi sekarang hasil panennya hanya sekitar lima ton. Itu pun tidak laku dijual tebas,” kata Warsa di sela kesibukannya memanen di sawah yang tanahnya retak-retak karena sudah lama tidak dialiri air. Warsa akan Hasil menjual hasil panennya sendiri dalam bentuk gabah kering seharga Rp 5.000 per kilogram.
Menurut Warsa, ada sekitar sepuluh hektare sawah di Desa Lawatan yang mengalami kekeringan sejak tanaman padinya baru berumur satu bulan. Karena mahalnya biaya operasional mesin pompa diesel, Warsa dan sejumlah petani lain hanya menggantungkan pengairan dari hujan yang sesekali turun pada April-Juni lalu. “Hasil panen kali ini tidak bisa menutup modal,” kata Warsa.
DINDA LEO LISTY
Berita terkait
8 Rekomendasi Oleh-oleh Khas Tegal yang Enak dan Murah
18 hari lalu
Berikut ini beberapa rekomendasi oleh-oleh khas Tegal yang bisa Anda beli. Salah satu yang cukup terkenal adalah teh poci.
Baca SelengkapnyaKominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air
40 hari lalu
Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.
Baca SelengkapnyaKajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi
46 hari lalu
Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.
Baca SelengkapnyaTentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah
50 hari lalu
Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.
Baca SelengkapnyaImbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen
52 hari lalu
Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.
Baca SelengkapnyaDestinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan
2 Maret 2024
Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,
Baca SelengkapnyaSelain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino
29 Februari 2024
Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.
Baca SelengkapnyaMeski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024
8 Februari 2024
Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB
24 Januari 2024
BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.
Baca SelengkapnyaBMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah
5 Januari 2024
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.
Baca Selengkapnya