Kabut Asap, 104 Titik Panas Terpantau di Riau  

Reporter

Editor

Febriyan

Minggu, 26 Juli 2015 04:14 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Pekanbaru - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Pekanbaru menyebut satelit Tera dan Aqua memantau peningkatan jumlah titik panas di Sumatera mencapai 286 titik yang diindikasikan sebagai kebakaran hutan dan lahan. Sebanyak 104 di antaranya berada di wilayah Riau. "Titik panas tersebut pantauan satelit pukul 16.00 sore ini," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, Sabtu, 25 Juli 2015.

Menurut Sugarin, Riau merupakan penyumbang titik panas paling banyak dari provinsi lainnya. Adapun penyebaran titik api hampir merata di setiap kabupaten dan kota, yakni Pelalawan 40 titik, Kampar 15 titik, Indragiri Hulu 12 titik, Bengkalis 10 titik, Indragiri Hilir delapan titik, Rokan Hilir lima titik, Dumai lima titik, Kuantan Singingi empat titik, Siak tiga titik, dan Rokan Hulu dua titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 54 titik panas," ujarnya.

Secara umum kondisi cuaca di wilayah Riau cerah berawan disertai kabut asap tipis pada pagi dan malam hari. "Peluang hujan ringan tidak merata di wilayah Riau bagian utara, barat, dan pesisir timur," ujarnya.

Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan membuat jarak pandang di beberapa wilayah terbatas, seperti Pekanbaru 5 kilometer, Dumai 10 kilometer, Rengat 8 kilometer, dan Pelalawan 8 kilometer. "Standar pencemaran udara dalam kategori sedang," katanya.

Komandan Satgas Pemadaman Darat Brigadir Jenderal Nurendi geram kebakaran hutan dan lahan terus terjadi di Riau. Dia kesal dengan ulah pembakar lahan yang sangat tidak bertanggung jawab. Akibat ulah para pembakar, Riau kembali dikepung asap pekat. "Petugas berjibaku padamkan api, pembakarnya mungkin saja lagi enak-enakan minum kopi di rumah," kata Nurendi saat memimpin apel Satgas Pemadam di halaman Kantor Camat Payung Sekaki.

Menurut Nurendi, pencegahan kebakaran hutan dan lahan kepada masyarakat sebenarnya sudah maksimal dilakukan. Imbauan maupun sosialisasi ihwal dampak kebakaran lahan sudah dilakukan jauh hari.

Namun, kata Nurendi, masih ada saja masyarakat yang tidak paham. Cuaca panas yang melanda Riau masih dimanfaatkan warga untuk membersihkan lahan dengan cara membakar. Walhasil Riau terus dikepung asap. Warga seolah tidak paham dampak kabut asap sangat buruk bagi kesehatan masyarakat. "Dampak buruk asap bagi generasi muda di 15 tahun ke depan bakal bakal dirasakan. Asap akan merusak jaringan otak," katanya.

Kebakaran lahan tidak hanya terjadi di pelosok Riau. Di tengah Kota Pekanbaru, api melahap 2 hektar lahan gambut di Jalan Fajar, Kecamatan Payung Sekaki. Sebanyak 200 personel, baik dari tentara, polisi, Manggala Agni, maupun Satpol PP dikerahkan berjibaku padamkan api di wilayah Pekanbaru.

Selain itu, kata dia, pemadaman lewat udara di beberapa daerah terus dilakukan dengan helikopter waterbombing serta teknik modifikasi cuaca hujan buatan. "Satu pesawat bantuan jenis Sikorsky bakal digeser ke Riau," katanya.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

5 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

12 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

14 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

15 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

22 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya