Penusukan Tentara di Gowa, Kapolri Masih Tunggu Laporan
Senin, 20 Juli 2015 15:51 WIB
TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengatakan polisi terus mengusut dua kasus penyerangan yang menewaskan Brigadir Irvanudin, anggota Kepolisian Resor Gowa, dan anggota Kostrad Kariango Maros, Pratu Aspin M. Keduanya tewas dianiaya di tempat berbeda di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, rentang 2-12 Juli lalu.
Badrodin menyatakan sampai saat ini, pihaknya masih menunggu laporan dari tim investigasi terpadu TNI-Polri. Tim khusus itu dipimpin langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji dan Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana Mayor Jenderal TNI Bachtiar.
"Kasus itu sudah ditangani tim investigasi terpadu. Sudah ada kerja sama, jadi tinggal tunggu hasilnya dari Kapolda dan Pangdam," kata Badrodin di Makassar, Minggu, 19 Juli. Ia juga membantah informasi sudah adanya tersangka maupun orang yang diamankan dalam kasus tersebut. "Belum ada," ucapnya singkat.
Informasi yang berkembang di kalangan wartawan, salah seorang pelaku penikaman yang menewaskan Pratu Aspin sudah menyerahkan diri, Kamis, 16 Juli. Pelaku yang berinisial R itu dikabarkan masih dalam proses pemeriksaan intensif. Tapi, belum diketahui di mana pelaku diperiksa dan ditahan.
Inspektur Jenderal Anton Setiadji maupun Mayor Jenderal TNI Bachtiar, tidak berkomentar ihwal informasi adanya pelaku penikaman Pratu Aspin yang sudah menyerahkan diri. Keduanya tak berbicara kepada media, saat mendampingi Kapolri di Hotel Clarion, Makassar.
Sebelumnya, Anton hanya menyampaikan pihaknya telah mengantongi rekaman closed-circuit television (CCTV) di kantor Bupati Gowa yang menyorot penganiayaan Pratu Aspin di Lapangan Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa, Minggu, 12 Juli 2015. Dalam rekaman kamera pengawas itu, Anton menyebut terlihat ada pelaku yang tidak mengenakan penutup wajah.
Anton mengatakan pihaknya akan mempelajari rekaman kamera CCTV itu. Namun, untuk mengolahnya rekaman kamera pengawas itu, pihaknya membutuhkan bantuan dari Mabes Polri. Musababnya, pihaknya tak mempunyai alat untuk mengolah data itu. Makanya, rekaman kamera pengintai itu dikirim ke Jakarta.
Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, menyampaikan sampai saat ini, tim investigasi terpadu TNI-Polri masih bekerja untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap Pratu Aspin. Adapun, kasus penyerangan terhadap Brigadir Irvanudin diusut tim khusus Polda Sulawesi Selatan dan Barat. "Sabar dulu," ujarnya.
TRI YARI KURNIAWAN