Sebelum 2 Pilot, WNI Ini Lebih Dulu Bertempur untuk ISIS
Editor
Nurdin Saleh TNR
Kamis, 9 Juli 2015 21:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan laporan intelijen Australia, ada seorang warga Indonesia lainnya yang disinyalir bergabung dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Sebelumnya dalam laporan yang sama ada dua orang WNI yang berprofesi sebagai pilot yang diduga sudah bersama pasukan ISIS di Suriah.
Orang itu adalah Heri Kustyanto alias Abu Azzam Qaswarah Al Indonesy. Heri merupakan salah satu orang yang berinteraksi dengan Ridwan Agustin (mantan pilot AirAsia) di jejaring Facebook terkait konten yang mendukung kegiatan-kegiatan ISIS.
Berbeda dengan kedua pilot itu, Heri sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS. Hal ini bisa diketahui dari kumpulan foto yang ia unggah di laman Facebook-nya berjudul Come Back to Kobani. Album tersebut berisi foto-foto saat bertempur di Kobani selama 3 hari serta beberapa di zona konflik lain.
Pengamatan laman oleh intelijen Australia (AFP) juga memperlihatkan Heri lebih dulu terjun bersama ISIS dibanding Ridwan maupun Tommy Hendratno -seorang pilot lain yang dulu bekerja untuk maskapai Premiair.
Jaringan pertemanannya berkaitan erat dengan nama-nama kelompok ekstremis seperti ISIS maupun kelompok teroris Indonesia lainnya dengan anggota yang tersebar dari Australia, Malaysia, Indonesia, Singapura, Inggris Raya, Suriah, Pakistan, dan Afganistan. Belum lagi diperkuat dengan banyaknya foto Heri memegang beberapa jenis senapan tempur.
Sidney Jones, kepala Institute for Policy of Conflict (IPAC) yang bermarkas di Jakarta menyebut Heri hanya seorang dari tiga orang Indonesia yang dilatih sebagai pasukan elit ISIS. Salah satu rekan Heri dalam pasukan elit itu adalah Maskur, yang muncul sebagai eksekutor dalam video pemenggalan warga Amerika Serikat Peter Kassig. Menurut IPAC, eksekusi yang dilakukan Maskur tersebut terjadi di bulan Mei.
"ISIS menjadi memberi dampak besar bagi usaha melawan terorisme. Kemunculan sebuah video pada Juli ini yang berisi ajakan bergabung kepada warga Indonesia membuat pemerintah, masyarakat, dan kelompok agama melawan ancaman ISIS," tertulis dalam laporan tersebut.
Meski demikian informasi bergabungnya Ridwan dan Hendratno baru-baru ini seakan memperlihatkan usaha tersebut masih belum ampuh mencegah ideologi berbahaya masuk ke tanah air. Pemerintah menyatakan ada 300 warga Indonesia pergi ke Timur Tengah bergabung dengan aktivitas terorisme sejak 2012.
THE INTERCEPT | BINTORO AGUNG S.
Baca juga:
Pastikan Kematian Angeline, Margriet Injak Kaki dan...
Pria Sydney Akhirnya Bongkar Peran Putri Margriet
VIDEO TERKAIT: