Ketua Pantia Seleksi Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK), Destry Damayanti (berbaju kuning) meninjau proses pendaftaran Calon Pimpinan KPK di Ruang Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, 23 Juni 2015. Pendaftaran Calon Pimpinan KPK akan ditutup besok 24 Juni 2015. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO , Jakarta: Tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) di tahap awal seleksi. Ketua pansel calon pimpinan KPK, Destry Damayanti mengatakan, PPATK akan mulai dilibatkan saat memasuki tahap ketiga.
"Jika dilibatkan dari awal, kami menganggap ini useless," katanya saat berkunjung ke Kantor Tempo, Senin, 6 Juli 2015.
Menurut Destry, hal ini karena pendaftar awal calon pimpinan KPK terlalu banyak. Dia menilai dengan melibatkan PPATK dari awal hanya akan membuang waktu.
Namun, dia sudah menemui PPATK untuk berkoordinasi soal seleksi calon pimpinan KPK. Dia mengatakan, PPATK sudah setuju untuk memindai para peserta saat jumlahnya sudah tak terlalu banyak lagi.
"PPATK akan dilibatkan saat orang-orang terpilih ini sudah disaring pansel," kata ekonom Bank Mandiri ini.
Sebelumnya, Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Yunus Hussein menilai durasi pemberian informasi dari masyarakat tentang seorang kandidat yang mepet malah menyulitkan kerja panitia seleksi. Saat memimpin PPATK, Yunus dan anak buahnya dilibatkan sejak awal memindai para pendaftar sehingga mereka yang diduga punya rekening tak wajar gugur sejak mula.
Karena itu, menurut Yunus, transparansi seleksi calon pimpinan KPK sejak tahap awal menjadi penting. Sekaligus sebagai informasi kepada publik yang berharap korupsi bisa disapu oleh komisioner yang bersih. “Calon yang baik juga bisa diberikan sejak awal dan yang buruk bisa ditangkal lebih dini.”