Harga BBM Naik, Pasien Sakit Jiwa Meningkat 100 Persen

Reporter

Editor

Jumat, 14 Oktober 2005 12:50 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito dan Rumah Sakit Grhasia Provinisi DI Yogyakarta meningkat tajam. Kenaikan pasien itu utamanya setelah ada kenaikan harga BBM 1 Oktober lalu. Di poli jiwa RSUP Sardjito misalnya, kenaikan pasien mencapai hingga 100 persen. "Sebelum Oktober, rata-rata pasien yang memeriksakan ke poli jiwa antara 6-10 orang. Tapi sejak awal Oktober ini, pasien di poli jiwa naik luar biasa hingga mencapai 100 persen. Sekarang pasien rata-rata 15 hingga 20 per hari. Penyebab utamanya, adalah faktor ekonomi," kata Kepala Senat Fungsional Medik (SMF) bagian jiwa RSUP Sardjito, Prof Soewadi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/10).Naiknya pasien di poli jiwa RSUP Sardjito belum bisa dipastikan akibat kenaikan harga BBM semata. Namun yang jelas, kata dia, sebelum ada kenaikan harga BBM masyarakat sudah dihantam berbagai persoalan seperti bencana, teror, wabah flu burung dan merebaknya penyakit yang membunuh ternak mereka. Hanya saja dengan naiknya harga BBM kelewat tinggi, beban hidup masyarakat tentu semakin sulit. Menurut Soewadi, kondisi pasien yang memeriksakan diri rata-rata masih sebatas stres, depresi, dan neurotis. Mereka umumnya adalah masyarakat yang tidak mampu mengelola jiwanya menghadapi sulitnya hidup. “Tapi saya yakin, tiga hingga enam bulan ke depan, pasien jiwa akibat kesulitan ekonomi akan semakin berlipat," kata dia.Jika gangguan stres, depresi dan neurotis berkembang menjadi gangguan psikotik, lanjut Soewadi, akan mengkhawatirkan. Sebab, gangguan jiwa hingga tahap psikotik bisa berubah menjadi anarkis, dan meningkatnya perilaku kriminal."Jadi menurut saya, kenaikkan harga BBM ini bisa menjadi pemicu meningkatnya gangguan jiwa. Kalau ini tidak diantisipasi, bisa saja akan terjadi ledakan orang yang menderita gangguan jiwa," kata Soewadi.Dari RS Grhasia Yogyakarta, penderira gangguan jiwa juga meningkat. Sejak Januari 2005 hingga September 2005, pasien yang memeriksakan karena menderita gangguan jiwa di poli RS Grhasia sebanyak 1.696 atau rata-rata sebanyak 188 pasien per hari. "Tapi khusus bulan ini hingga tanggal 13 Oktober 2005, pasien yang memeriksakan sudah mencapai 151 orang," kata Ditrektur Rumah Sakit Grhasia DIY, Dr Andung rihadi Santoso. Menurut dia, mayoritas pasien yang memeriksakan ke RS Grhasia berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah. Mereka umumnya mengalami tekanan ekonomi. Syaiful Amin

Berita terkait

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

2 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

21 Desember 2023

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.

Baca Selengkapnya