Bupati Purwakarta Jemput Bola Tangani Orang Gila

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 29 Juni 2015 15:29 WIB

Penderita gangguan mental dan perilaku, Larasati Safitri Nur Fazria bersama ibunya, Lia Siti Nurjamilah saat akan menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Jiwa, Cisarua, Lembang, Jawa Barat. 13 Mei 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Purwakarta - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sudah dianggap aman dari serangan orang yang mengalami gangguan jiwa. Namun pencarian terhadap penderita sakit jiwa tetap dilakukan dengan cara jemput bola. "Ke keluarganya," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Senin, 29 Juni 2015.

Dedi Mulyadi telah menginstruksikan kepala puskesmas di setiap kecamatan untuk merazia penderita gangguan jiwa langsung ke rumah mereka. Menurut dia, razia langsung ke keluarga penderita gangguan jiwa dengan melibatkan petugas puskesmas lebih bisa diterima. "Sebab, bicaranya dari hati ke hati," ujar Dedi.

Cara ini sudah dilakukan Kepala Puskesmas Tegal Waru Karmilah. Dia beberapa kali membujuk Ijoh, orang tua penderita gangguan jiwa Muhammad Nur alias Ade, 24 tahun, agar anaknya diizinkan dirawat ke rumah sakit jiwa. Pria ini sudah hilang ingatan sejak usia 13 tahun. Selama itu pula dia dikerangkeng orang tuanya di bagian belakang dapur rumah mereka. Namun bujukan Karmilah ditolak.

Dedi pun turun tangan. Sasaran bujukan beralih ke saudara lelaki Ade, Irwan. "Saya yakinkan bahwa Ade bisa disembuhkan di Cisarua dan keluarga yang ditinggalkan diberikan santunan Rp 2 juta per bulan. Akhirnya mereka merelakannya," ujar Dedi.

Benar saja, Ijoh yang semula menolak akhirnya luluh setelah pendekatan dari hati ke hati itu disampaikan. "Sejak Ahad, 28 Juni 2015, Ade sudah dibawa ke Cisarua," ujar Karmilah.

Setelah Ade, Karmilah masih harus dengan sabar menaklukkan tiga keluarga orang gila lainnya yang ada di Desa Batutumpang, Pasanggrahan, dan Warung Jeruk agar anak-anak mereka bisa menyusul Ade ke karantina Cisarua. Tentu dengan pendekatan yang tidak harus melibatkan Bupati Dedi lagi.

Dedi bertekad semua penderita sakit jiwa yang diketahui domisilinya di Purwakarta, meski mereka ada di luar daerah, akan disusul dan dikarantinakan di Cisarua. "Supaya mereka kembali normal atau minimal tak mengganggu lagi keamanan dan ketenteraman orang lain," katanya.

Dari mana biayanya? "Pemkab Purwakarta akan menanggungnya, termasuk membiayai keluarganya," ujar Dedi. Namun, katanya, pencarian penderita gangguan jiwa oleh petugas puskesmas yang berhasil baru yang di Kecamatan Tegalwaru itu. "Lainnya belum," ujarnya. Bupati Dedi tampaknya harus turun tangan langsung.

NANANG SUTISNA

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

3 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

4 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

8 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya