Forum Santri Tolak Sistem AHWA untuk Memilih Rais Aam NU  

Reporter

Kamis, 11 Juni 2015 18:32 WIB

Seorang jamaah berdoa diantara ribuan Jemaah Nahdatul Ulama serta Gusdurian dalam Haul Gus Dur ke-4 di Pondok Pesantren Ciganjur, Yayasan Wahid Hasyim (28/12). TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Surabaya - Forum Santri Nusantara menyatakan menolak pelaksanaan Musyawarah Nasional Nahdlatul Ulama di Jakarta pada 14-15 Juni 2015. Forum Santri beralasan, Munas NU telah dikondisikan untuk menyetujui sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) dalam pemilihan Rais Aam Pengurus Besar NU pada muktamar ke-33 di Jombang, 1-5 Agustus 2015. “Kami menolak Munas,” kata Koordinator Forum Santri Nusantara Jawa Timur Ahmad Hambali, Kamis, 11 Juni 2015.

Menurut dia, sistem AHWA atau pemilihan melalui perwakilan tim formatur sudah ditolak berkali-kali oleh hampir semua Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang NU. “PBNU sepertinya sudah tuli terhadap aspirasi pengurus NU di tingkat bawah,” katanya.

Menurut Hambali, alasan penerapan sistem AHWA untuk menghindari perpecahan antarkiai setelah muktamar selesai serta meminimalkan praktek-praktek politik uang sangat lemah. “Bahkan bila sistem itu dipaksakan, justru berpotensi memunculkan konflik antarkiai,” ujarnya.

Benih-benih perpecahan itu, kata dia, sudah bisa dibaca dari penolakan sejumlah pengurus NU di tingkat wilayah dan cabang di seluruh Indonesia. Karena menimbulkan perpecahan, kata dia, sistem pemilihan AHWA lebih banyak mudaratnya. “Benih-benih konfliknya sudah kelihatan sejak sekarang,” katanya.

Hambali berujar, dalam sejarah perjalanan pergantian kepemimpinan NU, Rais Aam tercatat selalu dipilih secara langsung dan relatif tidak ada perpecahan di kalangan kiai sampai saat ini. Adapun sistem AHWA hanya sekali diberlakukan, yaitu pada saat Muktamar NU di Situbondo pada 1984. “Itu pun karena kondisinya sedang genting,” katanya.

Berdasarkan fakta itu, kata Hambali, dapat disimpulkan bahwa alasan menggunakan sistem AHWA untuk menghindari konflik masih semu. Sebab pemilihan langsung terbukti tidak menimbulkan perpecahan. Hambali meminta kalangan elite NU di pusat tidak merekomendasikan sistem AHWA dalam di Munas. “PBNU semestinya berintrospeksi diri atas penolakan dari pengurus NU wilayah dan cabang,” tuturnya.

Pada Rabu, 10 Juni 2015, ulama sepuh NU Jawa Timur bertemu di Pesantren Lirboyo, Kediri. Dalam pertemuan yang dikemas sebagai forum kiai itu mereka mengusulkan agar pemilihan Rais Aam dan Ketua Umum PBNU dilaksanakan dengan menggunakan metode AHWA. Usulan itu akan dibawa ke Munas NU di Jakarta pada 14-15 Juni 2015 di Jakarta.

MOHAMMAD SYARRAFAH

Berita terkait

Jokowi Terima Audiensi KAMMI, Diundang Muktamar dan Bahas Sejumlah Isu

39 hari lalu

Jokowi Terima Audiensi KAMMI, Diundang Muktamar dan Bahas Sejumlah Isu

Kelompok mahasiswa ini menyampaikan surat undangan untuk menghadiri muktamar KAMMI yang ke-13 dan membahas sejumlah isu dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir jadi Ketua Lakpesdam NU, Pimpin Pengembangan Sumber Daya Manusia

3 Desember 2023

Erick Thohir jadi Ketua Lakpesdam NU, Pimpin Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki jabatan baru di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU

Baca Selengkapnya

Fadel Muhammad Hadir di Muktamar Besar Alkhairat

27 September 2023

Fadel Muhammad Hadir di Muktamar Besar Alkhairat

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad Hadiri Muktamar Besar XI Alkhairaat

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Saat Jokowi Ajak Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Makan Siang Bareng di Pekalongan

29 Agustus 2023

Saat Jokowi Ajak Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Makan Siang Bareng di Pekalongan

Dalam foto tersebut, Jokowi, Ganjar, dan Prabowo tampak tersenyum. Di meja makan tampak buah kelapa yang sudah diminum dan beberapa biji buah durian.

Baca Selengkapnya

Buka Muktamar Sufi Internasional, Jokowi Ingatkan Soal Toleransi dan Keberagaman di Indonesia

29 Agustus 2023

Buka Muktamar Sufi Internasional, Jokowi Ingatkan Soal Toleransi dan Keberagaman di Indonesia

Menurut Jokowi, keberagaman yang ada di Indonesia harus disikapi dengan toleransi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bertolak ke Pekalongan untuk Buka Muktamar Sufi Internasional 2023

29 Agustus 2023

Jokowi Bertolak ke Pekalongan untuk Buka Muktamar Sufi Internasional 2023

Presiden Jokowi bertolak menuju Kota Pekalongan, Jawa Tengah, untuk memberikan bantuan kepada pedagang dan hadiri Muktamar Sufi

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya