Ini Penyebab Perguruan Tinggi Indonesia Tertinggal di Asia  

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 4 Juni 2015 13:49 WIB

Ilustrasi wisuda. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTSI) Edy Suandi Hamid menyebut pertumbuhan jumlah perguruan tinggi di Indonesia membeludak dalam sepuluh tahun terakhir. Sayangnya, peningkatan kualitas itu tak disertai membaiknya kualitas pendidikan tinggi.

Indonesia, kata Edy, masih tertinggal jauh dari Malaysia, Singapura, bahkan Brunei Darussalam. "Tak ada satu pun perguruan tinggi kita yang masuk peringkat 300 besar dunia," kata Edy di Menara Kadin, Kamis, 4 Juni 2015.

Menurut Edy, alasan perguruan tinggi Indonesia masih kalah bersaing adalah karena kampus lebih banyak mengajarkan teori dibanding praktek. Beban teori di perguruan tinggi Indonesia mencapai 80 persen, sisanya ilmu yang dapat diaplikasikan.

Padahal, kata Edy, negara lain justru menitikberatkan pada praktek. Misalnya, Korea yang perguruan tingginya mengajarkan 60 persen ilmu aplikasi. Akibatnya, lulusan perguruan tinggi Indonesia sulit bersaing. "Perusahaan butuh waktu lama mendidik sarjana Indonesia yang lebih banyak tahu teori," ucap Edy.

Selain itu, Edy menyayangkan pemerintah tidak membuat perencanaan tenaga kerja nasional. Pemerintah, kata Eddy, tidak pernah memetakan sarjana di bidang apa yang paling dibutuhkan dunia kerja dan berapa jumlahnya. "Akhirnya permintaan dan suplai tidak match," kata Edy. "Misalnya yang dibutuhkan engineer tapi sarjana yang banyak tersedia adalah sarjana ekonomi."

Indonesia bahkan jauh tertinggal dibanding Jepang. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan lulusan sekolah vokasional di Jepang bahkan berkualitas lebih baik dari sarjana Indonesia. "Tenaga ahli di sana tidak perlu sarjana," kata Suryo.

Suryo menyebut dunia industri masih menganggap lulusan Indonesia kurang berkualitas. Melalui Kadin, Suryo mendorong perusahaan agar memanfaatkan dana corporate social responsibility untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia.

APTISI dan Kadin hari ini menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan kerjansama antara bidang industri dan kampus. Kesepakatan meliputi program beasiswa, magang, dan pelatihan kewirausahaan.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

5 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

14 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

6 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

9 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

16 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

22 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

35 hari lalu

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,

Baca Selengkapnya