TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, pesimistis penyelenggaraan pemilihan kepala daerah serentak bisa menciptakan perubahan. Alasannya, penyelenggaraan pilkada serentak tidak akan mampu membuahkan struktur kekuasaan yang lebih baik di daerah. "Bisa saja berjalan lancar secara prosedural, tapi konflik masih akan terjadi," katanya, Ahad, 31 Mei 2015.
Arie memperkirakan sederet persoalan lama, seperti konflik sengketa hasil pilkada, saling gugat antar-kontestan, dan terpilihnya kepala daerah yang tidak kompeten, akan tetap bermunculan. Menurut dia, residu proses demokrasi ini tetap berpotensi muncul meskipun sistem di daerah telah berubah. "Sebab, sistem pemilu baru, tapi partai politik tidak berbenah," ujarnya.
Semestinya, dia mengatakan, pilkada serentak menjanjikan perubahan dalam hasil proses demokrasi di daerah. Momentum ini menyediakan kesempatan ruang demokrasi yang sangat besar untuk kontestasi. Tapi, Arie menilai, sistem pemilihan yang baru ini tidak diimbangi dengan kapasitas partai yang membaik.
Akibatnya, sistem pemungutan suara yang berubah tidak diikuti kemunculan kandidat-kandidat baru yang menjanjikan perbaikan. "Sebab partai tak berubah. Supplier kandidat kepala daerah sama, dan pilihannya pun sama dengan pilkada sebelumnya."
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita terkait
KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan
54 hari lalu
Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.
Baca SelengkapnyaHampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan
18 Januari 2024
Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.
Baca Selengkapnya5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik
29 Desember 2023
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaHeboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul
11 Oktober 2023
Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaTim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid
25 Januari 2023
Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.
Baca SelengkapnyaPuluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport
5 Oktober 2022
50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,
Baca SelengkapnyaTongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM
16 September 2022
pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.
Baca SelengkapnyaPengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?
14 September 2022
Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon
13 September 2022
ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.
Baca SelengkapnyaBuka Toko Kelontong Sejak Mahasiswa, Granita Alumnus UGM Raup Omset Rp 380 Juta per Bulan
2 September 2022
Simak kisah Granita, alumnus UGM yang membuka toko kelontong hingga omset puluhan juta.
Baca Selengkapnya