ITS Tak Setuju Skripsi Dihapus  

Reporter

Jumat, 29 Mei 2015 17:27 WIB

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur. TEMPO/ Sunudyantoro

TEMPO.CO, Surabaya - Tugas akhir skripsi dinilai masih diperlukan sebagai syarat kelulusan mahasiswa tingkat strata 1 (S-1). Bahkan wacana penerapan aturan bahwa tugas akhir skripsi menjadi sebuah pilihan atau opsional dipandang tak cocok bagi kampus teknik.

“Kami akan tetap mewajibkan adanya skripsi. Karena kami kampus teknik, sehingga kami ingin mahasiswa menghasilkan karya nyata,” kata Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana kepada Tempo, Jumat, 29 Mei 2015.

Tugas akhir skripsi, kata Joni, merupakan karya nyata yang dihasilkan mahasiswa teknik. Dari sana, ITS melihat bagaimana mahasiswa dapat merangkum semua ilmu yang diperoleh selama kuliah. “Jadi itu sebetulnya lebih ke arah bukti bahwa mahasiswa layak jadi sarjana dari sisi kompetensi melalui mata kuliah yang telah ditempuh,” ujarnya.

Selain itu, penulisan tugas akhir dipandang sebagai bagian dari melatih mahasiswa menjadi seorang ilmuwan. Joni pun mengaku sudah mengetahui bahwa beberapa universitas menerapkan sistem opsional tersebut, salah satunya Universitas Indonesia. “Silakan kalau universitas. Mungkin mereka ingin mahasiswanya lebih cepat diserap lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Namun pihaknya menyatakan akan mempertimbangkan perkembangan wacana penghapusan penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan. Joni juga siap menerima saran maupun masukan dari jurusan-jurusan yang dinaunginya. “Kita lihat perkembangannya di masing-masing jurusan, apakah ada alternatif lebih baik selain skripsi,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir berencana menerapkan aturan bahwa tugas akhir skripsi untuk mahasiswa setingkat S-1 menjadi sebuah pilihan atau opsional. Skripsi bisa diganti dengan pembuatan laporan tentang pembelajaran mandiri dalam bentuk karya tulis yang bersifat opsional.

Ia mengungkapkan peraturan itu sebenarnya sudah diterapkan sejak 2000, tapi beberapa kampus masih mewajibkan skripsi. Menurut dia, kewajiban itu memicu kecurangan-kecurangan di kalangan perguruan tinggi. Salah satunya berupa pembuatan ijazah palsu.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

7 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

19 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

20 jam lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

7 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

9 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

17 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

23 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya