Harga Solar Tinggi, Nelayan Muara Angke Mulai Beralih Profesi

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 16:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Beberapa nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, mulai beralih profesi setelah harga solar mengalami kenaikan. Sebab, kenaikan ini menyebabkan ongkos melaut lebih besar dari pendapatan yang diterimanya. Apalagi, selama ini saja pendapatan mereka tak memadai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Seorang nelayan tradisional, Kajidin, kepada Tempo News Room, Sabtu (11/1) mengatakan, sebelum kenaikan harga BBM biasanya ongkos sekali melaut untuk nelayan tradisional mencapai Rp 70 ribu per hari. Biaya itu digunakan untuk membeli solar sebanyak 20-30 liter, makanan, rokok, dan sebagainya. Sementara pendapatan kotornya hanya Rp 100 ribu. Para nelayan akhirnya enggan melaut lagi. Mereka mencoba menjadi petani udang. Pilihan itu pun tak dijalani lama karena harga udang anjlok dari Rp 80 ribu per kg menjadi Rp 35 ribu per kg. Demikian pula dengan harga rajungan (sejenis kepiting) turun dari Rp 12 ribu per kg menjadi Rp 4 ribu per kg. Menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Sumyaryo Sumiskum, anjloknya harga ikan, udang, dan sejumlah produk laut lain karena melemahnya permintaan pasar. Baik itu pasar dalam maupun luar negeri, katanya. Sumyaryo menduga, rendahnya permintaan pasar dalam negeri, dikarenakan daya beli masyarakat yang semakin menurun. Ini merupakan dampak atas naiknya harga barang, menyusul kenaikan harga BBM sejak 2 Januari 2003. Sedangkan turunnya permintaan dari luar negeri, kata Sumyaryo, dikarenakan kualitas produk Indonesia yang memang belum mampu bersaing. Ia memaklumi hal itu, mengingat sarana yang dimiliki nelayan Indonesia sangat terbatas. Ia mencontohkan, tak adanya pabrik es di dekat pelabuhan. Selain itu, tempat penampungan atau pelelangan ikan yang ada sudah terlalu padat. Idealnya, setiap kapal yang merapat, ikannya harus segera dibongkar. Tapi di sini harus menunggu beberapa hari karena tempat bongkar masih padat, katanya. Dengan melambungnya harga eceran BBM, nelayan selalu merugi. Biaya yang dikeluarkan jauh melebihi pendapatan mereka. Karena itu, tak sedikit nelayan mulai beralih profesi. Sebagian mereka ada yang bekerja sebagai kuli bangunan. Ada pula yang menjadi anak buah kapal (ABK), ikut kapal yang lebih besar. (Retno Sulistyowati-Tempo News Room)

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

40 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

2 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

2 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

3 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

3 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

3 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

3 jam lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

3 jam lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya