Komnas Anak Telusuri Kasus Anak Hilang di Denpasar  

Reporter

Editor

Kurniawan

Senin, 25 Mei 2015 08:54 WIB

Arist Merdeka Sirait. dok TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO, Denpasar - Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPA) hari ini akan bertemu dengan jajaran kepolisian di Bali untuk menelusuri keberadaan Angeline, 8 tahun, yang menghilang dari rumahnya sejak Sabtu, 16 Mei 2015.

"Hari ini bertemu dengan Poltabes Denpasar untuk meminta perkembangan informasi," kata Ketua KPA Arist Merdeka Sirait, Senin, 25, Mei 2015.

Tadi malam Arist telah bertemu dengan Margaritha, ibu Angeline, di rumahnya, di Jalan Sedap Malam No 26, Sanur, Denpasar, Bali. Pertemuan berakhir kurang menyenangkan karena Margaritha sempat histeris karena merasa tidak terima setelah rumahnya dianggap tidak layak untuk ditinggali anaknya.

Pada awalnya Arist, yang ditemani sejumlah petugas kepolisian dan puluhan wartawan, diterima dengan baik oleh Margaritha. Namun dia tidak dapat memberikan informasi yang mengarah ke terkuaknya kasus ini. "Saya tidak tahu di mana dia berada. Kalau ada informasi, langsung saya cari dan saya laporkan ke polisi," ujarnya.

Menjawab pertanyaan Arist, dia mengakui bahwa Angeline selalu berjalan kaki ke sekolah sendirian meski jaraknya cukup jauh. "Itu maunya dia. Sebenarnya saya mau mengantar," ujarnya. Dia juga mengaku sering mencubit Angeline, tapi hanya kalau dirasa anak itu agak nakal. "Kalau ada yang bilang sampai teriak-teriak itu tidak benar. Itu hanya karena dia gampang ketakutan."

Usai diwawancarai Arist, Margaritha kemudian diajak masuk ke dalam rumahnya yang ternyata di dalamnya dipenuhi oleh kandang ayam dan anjing. Arist juga diizinkan untuk melihat kamar pribadi tempat Angeline dan ibunya.

Usai melihat kondisi rumah, Arist menyatakan kondisi rumah memang kurang layak untuk dihuni oleh seorang anak karena kurang sehat. Jika Angeline ditemukan, menurut dia, anak itu tidak akan langsung diperbolehkan tinggal di rumahnya, tetapi akan dibawa ke tempat lain untuk disembuhkan trauma psikologisnya.

Margaretha tak terima dengan pernyataan ini. "Saya tidak terima dengan penghinaan ini. Apa Bapak lihat bagaimana anak-anak yang tinggal di tempat orang-orang miskin?" Margaretha berteriak histeris. Menurut dia, bila Angeline ditemukan, maka anak itu akan segera dibawa ke Amerika untuk tinggal bersama bibinya.

Arist berusaha untuk menenangkan Margaritha, tapi dia malah masuk ke dalam rumah sambil berteriak-teriak. Kepada wartawan, Arist menyatakan akan tetap mengupayakan pencarian Angeline dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

15 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

36 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

52 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya