Beri Grasi Tapol, Todung: Usut Pelanggar HAM-nya

Reporter

Selasa, 12 Mei 2015 07:12 WIB

Direktur Eksekutif Indonesia Legal Roundtable (ILR) Todung Mulya Lubis. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara senior Todung Mulya Lubis mengapresiasi pemberian grasi Presiden Joko Widodo terhadap lima tahanan politik di Papua. Ia menilai kebijakan Presiden Jokowi akan menghadirkan rasa percaya warga Papua terhadap pemerintah.

"Mereka akan merasa ada kebijakan baru yang jujur dan terbuka," kata Todung saat dihubungi melalui telepon, Senin malam, 11 Mei 2015.

Menurut Todung, pemerintah memang harus memiliki kebijakan rekonsiliasi untuk menyelesaikan persoalan politik di daerah Cenderawasih itu. Apalagi stabilitas keamanan masih cukup dinamis.

Pemberian grasi dianggap sebagai langkah yang cukup tepat untuk saat ini, "Tahanan yang belum diadili juga mesti diberi amnesti," ucapnya.

Saat mengunjungi Papua pada Sabtu, 9 Mei 2015, Presiden Jokowi memberikan grasi terhadap lima tahanan politik yang tersangkut kasus pembobolan gudang senjata Kodim Wamena pada 2003. Hukuman penjara yang mereka jalani mulai 19 tahun hingga seumur hidup.

Mereka adalah Linus Hiel Hiluka dan Kimanus Henda yang divonis 19 tahun, Jefrai Murib dan Numbungga Telenggen yang divonis seumur hidup, serta Apotnalogolik Lokobal yang divonis 20 tahun.

Meski demikian, Todung mengingatkan agar Jokowi tak hanya memberikan grasi bagi para tahanan politik tersebut. Jokowi juga harus mengusut dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mendera mereka dalam tahanan.

Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP) serta sejumlah lembaga HAM mengungkapkan adanya kekerasan terhadap para tahanan politik di dalam penjara. Dugaan kekerasan itu sudah dilaporkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Harus ada tim penyelidik yang dibentuk untuk menginvestigasi hal tersebut," kata Todung.

Menurut Todung dugaan pelanggaran HAM tersebut harus menjadi perhatian besar. Sebab akan menjadi "duri dalam daging" bagi rakyat Papua. "Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) di Papua sebaiknya dilibatkan," katanya.

TRI SUHARMAN

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

22 jam lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

18 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

20 hari lalu

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

Relawan Jokowi menilai silaturahmi dengan Megawati penting dan strategis dalam kerangka kebangsaan dan kenegaraan.

Baca Selengkapnya

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

22 hari lalu

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

24 hari lalu

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

Istana meminta maaf karena tak bisa mengakomodasi semua warga yang mengikuti acara open house Jokowi.

Baca Selengkapnya

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

35 hari lalu

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

Rumah dan istana Presiden Peru Dina Boluarte digerebek dalam penyelidikan terhadap kepemilikan jam tangan mewah Rolex.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

46 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Deretan Kritik Kepada Rumah Menteri dan Istana Wapres di IKN

50 hari lalu

Deretan Kritik Kepada Rumah Menteri dan Istana Wapres di IKN

Bangunan baru di Istana Negara IKN seperti rumah menteri dan istana wakil presiden mendapat kritik. Berikut fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

50 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya