Media Dinilai Tak Sensitif pada Korban Kekerasan Seksual

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 12 Mei 2015 00:46 WIB

Ilustrasi. bbc.co.uk

TEMPO.CO, Yogyakarta -Aktivis perempuan dari sejumlah organisasi non-pemerintah mengkritik pemberitaan oleh sejumlah media massa yang tidak menunjukkan empati pada perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual di Yogyakarta. Kritik ini muncul dalam acara Malam Solidaritas Jogja Ilang Roso Tribute to Our Sisters di depan Gedung Agung Yogyakarta, Ahad malam, 10 Mei 2015.

Acara itu digagas sebagai bentuk keprihatinan atas hilangnya rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap perempuan korban kekerasan. Pencetusnya di antaranya Jaringan Perempuan Yogyakarta, One Billion Rising Jogja, dan Perempuan Mahardika. Aktivis Jaringan Perempuan Yogyakarta, Ika Ayu, mengatakan aksi keprihatinan itu muncul setelah dua perempuan muda meninggal dengan dugaan mengalami kekerasan seksual. Rasa kemanusiaan dan kepedulian sebagai sesama manusia semakin memudar. Padahal, warga Yogyakarta selama ini dikenal guyub.

Selain itu, aktivis juga mengkritik media massa yang tidak sensitif terhadap korban kekerasan seksual. Pemberitaan yang bombastis menurut para aktivis menambah pedih bagi keluarga korban. Pihak keluarga merasa terpukul dengan banyaknya pemberitaan yang menyudutkan dan menggiring opini publik atas kejadian itu. “Mengungkap detail identitas korban bukan wujud kecermatan. Semestinya jurnalis menyajikan berita dengan perspektif korban,” kata Ika.

Alissa Wahid, putri pertama Presiden Indonesia keempat, Abdurrahaman Wahid, juga berorasi dalam acara itu. Ia menyatakan kritik yang sama terhadap media massa. Menurut dia, pemberitaan lewat media massa yang tidak sensitif terhadap korban. Sejumlah media massa menyebut identitas korban secara gamblang. "Perempuan direndahkan dan dihakimi tanpa rasa. Bagaimana dengan pelakunya?," kata Alissa.

Aktivis perempuan dari Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan, Budi Wahyuni menyatakan ada persoalan minimnya akses kesehatan reproduksi terhadap perempuan. Ia prihatin dengan kejadian yang menimpa dua perempuan yang meninggal karena diduga mengalami kekerasan seksual. Budi menyayangkan Yogyakarta yang punya predikat kota pendidikan tak mampu mengatasi persoalan kekerasan terhadap perempuan. “Itu bentuk kejahatan terhadap hak asasi manusia,” kata dia.

Malam solodaritas itu mengajak warga Yogyakarta merefleksikan berbagai kejadian kekerasan terhadap perempuan belakangan ini. Peserta aksi solidaritas datang dari berbagai kalangan, di antaranya aktivis, pegiat kemanusiaan, mahasiswa, dan masyarakat. Mereka ingin menggugah empati semua kalangan untuk peduli pada saudara, tetangga, dan keluarga yang mengalami serangkaian kekerasan.

Acara yang berlangsung setidaknya tiga jam lebih itu diisi dengan sejumlah pentas seni bertema anti-kekerasan. Di antaranya adalah penampilan musik dari Dendang Kampungan, Sisir Tanah, dan Yab Sarpote. Selain itu, Rratusan peserta aksi menyalakan lilin sebagai bentuk keprihatinan dan berdoa bersama di Titik Nol. Mereka berdiri secara melingkar sembari membawa lilin.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

8 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

13 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

10 Desember 2023

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

KemenPPPA mengatakan aspek pencegahan menjadi hulu dalam upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

15 September 2023

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

Dua bayi tertukar di Kabupaten Bogor masih menyesuaikan pengasuhan dengan orang tua biologis.

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

13 September 2023

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

Sebelas anak dilarikan ke RSUD Batam karena terkena gas air mata saat bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya