TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyarankan siswa kelas IX SMP yang bakal mengerjakan Ujian Nasional pada Senin, 4 Mei 2015 hingga Kamis, 7 Mei 2015 tak belajar sampai larut malam. Kebiasaan yang dikenal sebagai sistem kebut semalam itu dinilai merugikan siswa.
"Saat mengerjakan nanti malah stamina habis dan tak fokus," kata Arist di kantornya, di Pasar Rebo, Ahad, 3 Mei 2015.
Menurut Arist, masa persiapan ujian sudah berjalan sejak beberapa bulan yang lalu. Bila, siswa serius menyiapkannya, maka masa tenang seperti sekarang bisa dipakai untuk rekreasi dan mencari hiburan. "Bercengkerama saja sama saudara dan orang tua. Baca buku sekali saja kalau ada yang lupa."
Arist juga berpesan agar keluarga menjadi basis yang memberi dukungan pada siswa serta bukan malah menjadi beban dengan setumpuk nasehat dan wejangan menjelang anak mengerjakan soal. "Ayah dan ibu ajak anak berdoa bersama sebelum berangkat sekolah," Arist menambahkan.
Terhadap pihak penyelenggara ujian, Arist meminta agar tak membangun suasana mencekam di ruang ujian. Tindakan itu malah membuat siswa ketakutan. Walhasil, proses mengerjakan soal jadi tak maksimal.
Dia juga meminta siswa memahami bahwa ujian tak lagi jadi penentu kelulusan. Pandangan usang ini yang kerap membuat psikologi anak terbebani. "Ujian ini untuk mencari nilai di mana siswa bisa melanjutkan di sekolah favorit mereka," kata dia.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita terkait
Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?
24 Agustus 2022
Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Baca SelengkapnyaKak Seto Inginkan Satgas Perlindungan Anak Sampai Tingkat RT
28 Agustus 2021
Melihat tingkat kekerasan terhadap anak terus meningkat, Kak Seto menginginkan Indonesia memiliki Satgas Perlindungan Anak hingga tingkat RT.
Baca SelengkapnyaAduannya soal Anjay Dijawab Komnas Anak, Lutfi Agizal: Alhamdulillah
29 Agustus 2020
Laporan Lutfi Agizal soal kata anjay akhirnya dijawab Komnas Perlindungan Anak pada Sabtu, 29 Agustus 2020, lewat rilis resmi mereka.
Baca SelengkapnyaIngin Advokasi Anak Tahanan Rusuh 22 Mei, KPA Akan Usahakan Ini
24 Juli 2019
Komnas Perlindungan Anak berkonsentrasi ingin membebaskan anak yang disangka melakukan tindakan melanggar hukum.
Baca SelengkapnyaKPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan
9 Januari 2019
KPAI juga meminta kebijakan pembedaan soal UN diberlakukan untuk para siswa yang pindah sekolah akibat bencana di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaHasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan
18 April 2018
Hasil telaah akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran.
Baca SelengkapnyaMendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit
18 April 2018
Soal UN SMA mata pelajaran matematika membuat gaduh para siswa karena dinilai terlalu sulit dan tak pernah diajarkan.
Baca SelengkapnyaSoal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA
14 April 2018
Peserta Ujian Nasional atau UN tingkat SMA mengeluhkan soal yang tak sama dengan kisi-kisi. Soal UN yang dikeluhkan kebanyakan adalah matematika.
Baca SelengkapnyaAda Anak-anak dalam Demo Rohingya, KPAI: Itu Melanggar Hak Anak
4 September 2017
Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Arist Merdeka Sirait menyayangkan dilibatkannya anak-anak dalam aksi demonstrasi di depan Kedubes Myanmar.
Baca SelengkapnyaTergiur Sate Ayam, Siswi SD Dicabuli Sebelum Sekolah
14 Agustus 2017
Seorang bocah kelas 1 SD dicabuli pedagang sate sebelum
sekolah.