Pendemo menyalakan lilin dalam aksi menolak eksekusi mati Mary Jane Veloso di depan kedutaan besar Indonesia di Makati, Filipina, 28 April 2015. Petinju Filipina, Manny Pacquiao juga telah menyampaikan permintaan penundaan hukuman mati kepada Presiden Jokowi. REUTERS/Erik De Castro
TEMPO.CO, Cilacap - Suasana haru terasa di depan gerbang dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah. Tampak wajah-wajah murung dan sedih para pendukung terpidana mati yang akan dieksekusi di Pulau Nusakambangan pada Rabu dinihari, 29 April 2015.
Sengguk tangis tumpah dari pendukung terpidana duo “Bali Nine”. Menjelang tengah malam, sembari berangkulan, mereka memanjatkan doa dengan diiringi lagu pujian dalam bahasa Latin.
Dalam pernyataan mereka, para terpidana mati layak mendapat kesempatan kedua. Para terpidana mati, kata mereka, adalah orang-orang yang bertobat.
Sembari membagikan lilin, mereka mengajak orang-orang di depan gerbang dermaga untuk berdoa. Seorang di antaranya, sahabat Myuran Sukumaran saat di penjara Bali, Chairul Anwar, berkhotbah dan memberi kesaksian.
Lelaki asal Malang itu mengaku dulunya adalah orang bejat, tetapi dia telah bertobat dan diberi kesempatan kedua. Hal yang sama, katanya, layak didapat oleh sahabatnya.
Warga sekitar kembali memadati area depan gerbang dermaga setelah sebelumnya dihalau oleh petugas keamanan. Bahkan di antaranya tampak bergabung dengan para pendukung terpidana dan menyerukan penghentian hukuman mati.