Warga memecah batu di tambang galian C Gunung Gerendung, Kampung Sepen, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 19 Maret 2015. Kendati berbahaya dan rawan longsor, warga terpaksa bekerja menggali batu dan tanah dengan upah Rp 150.000, untuk satu bak mobil yang biasanya akan terkumpul dalam 4 atau 5 hari. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Suara bergemuruh itu terdengar di lokasi penambangan Gunung Kuda, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon. Tak berapa lama kemudian, tebing setinggi 70 meter ambrol menimbun empat pekerja dan dua sopir beckho dan truk yang sedang menggali pada Minggu siang, 26 April 2015. "Mereka sedang bekerja," kata seorang saksi mata, Arudin.
Kapolsek Dukuhpuntang, Sudarman, menjelaskan pihaknya masih mendata jumlah pekerja yang tertimbun. "Dua pekerja yang tertimbun sudah berhasil dievakuasi, yaitu sopir truk dan operator beckho," ujarnya.
Sudarman membenarkan bahwa Gunung Kuda selama ini digunakan sebagai lokasi penggalian batu alam. Lokasi longsor itu dikelola KUD Bumi Karya. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sedikitnya ada empat orang yang hingga kini masih tertimbun longsor.
Jumlah korban masih simpang siur karena Ahad merupakan hari libur untuk pekerja. Namun belum diketahui alasan mengapa mereka tetap melakukan pekerjaan pada hari Ahad ini.
