Sabine Atlaoui, istri terpidana mati asal Prancis Serge Areski Atlaoui, di kantor Kedutaan Besar Perancis, Jakarta, 17 April 2015. Sabine Atlaoui atas nama pribadi dan Pemerintah Perancis menyatakan memohon pengampunan kepada Presiden RI Jokowi. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi akhirnya angkat bicara soal penundaan eksekusi hukuman mati. Dia membantah jika penundaan eksekusi mati tersebut dikarenakan tekanan negara asal terpidana mati tersebut. "Jangan dipikir presidennya enggak berani, ada prosesnya," ujar Jokowi di Masjid Al-Akbar saat memberikan sambutan di acara hari lahir ke-55 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia semalam, Jumat, 17 April 2015.
Jokowi mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan sebelas terpidana kasus narkoba belum dieksekusi mati.
"Alasannya ada proses-proses hukum yang harus dilalui dengan cermat," ujar Jokowi.
Jokowi mengaku bahwa yang berhak menentukan kapan akan dieksekusinya kesebelas terpidana mati tersebut merupakan wewenang dari Jaksa Agung. "Saya tidak ikut-ikut. Wilayah saya hanya grasi ditolak presiden," katanya.
Kejaksaan Agung memastikan eksekusi mati terhadap terpidana hukuman mati kasus narkoba tahap kedua ditunda. Kejaksaan mengklaim masih ada persiapan yang belum rampung di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Beberapa terpidana pun masih menempuh upaya hukum.
