Presiden RI, Jokowi Widodo saat meninjau kesiapan peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 di Bandung, Jawa Barat, 16 April 2015. Jokowi menilai kesiapan puncak peringatan KAA ke-60 di Bandung sudah 96 persen. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan pidato yang akan disampaikannya dalam Konferensi Asia Afrika nanti tidak akan normatif, tapi merupakan pesan bagi dunia.
"Yang saya sampaikan dalam pidato nanti bukan suatu yang normatif, biasa, tapi betul-betul sebuah pesan kuat. Terutama pesan mengenai tatanan baru, keseimbangan global, keadilan global," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai KAA di Kantor Presiden, Jumat, 17 April 2015.
Jokowi menilai pesan mengenai keseimbangan global saat ini kurang ditekankan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Maka dalam peringatan KAA, Indonesia harus mengambil peran dalam menekankan pentingnya keadilan global.
Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas Kantor Staf Presiden Yanuar Nugroho mengatakan hingga kini pidato Jokowi masih belum rampung. Namun ia mengatakan bahwa pidato yang nantinya akan dibacakan Jokowi akan menekankan pada pentingnya tatanan dunia baru yang adil dan seimbang.
"KAA dan peringatan KAA memberikan pesan jelas bahwa kita perlu tata dunia baru yang adil, seimbang, agar KAA tidak hanya normatif, tetapi juga memberi pesan yang jelas pada internasional," katanya.
Keseimbangan global yang dimaksud, kata Yanuar, mencakup solidaritas ekonomi, politik, dan budaya. Yanuar mengatakan pidato dibuat secara bersama-sama oleh tim dari Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, dan Sekretariat Kabinet.