Panglima TNI: Penembakan Oleh GAM di Bireuen Salah Paham
Reporter
Editor
Senin, 29 Agustus 2005 10:43 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menyatakan, seharusnya sejak 15 Agustus 2005 anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sudah tidak lagi membawa senjata keluar dari tempat mereka. Ia mengungkapkan hal ini menyikapi insiden penembakan warga di Bireuen akhir pekan lalu. Saat penembakan terjadi, kata Endriartono, anggota TNI tak melakukan balasan. Ketika ditanya apakah penembakan itu merupakan indikasi GAM berniat menggagalkan nota kesepahaman damai, Endriartono menyatakan belum berburuk sangka kepada GAM. "Barangkali itu kesalahpahaman di lapangan. Mungkin ada kelompok yang memang tidak sejalan dengan kebijakan GAM," ujarnya kepada wartawan, Senin (29/8). Tembakan balasan dari prajurit TNI, lanjut dia, akan dilakukan tergantung pada situasinya. sejauh TNI dapat mencegah penembakan balasan maka TNI tidak akan melakukan tembakan balasan. "Tapi kalau mereka sudah terdesak, mau tidak mau. Nyawa manusia kan lebih tinggi dari segala-galanya. Tentu saya tidak mau prajurit saya mati konyol," ujarnya. Agar insiden di Bireun tak terulang, ia mengimbau Aceh Monitoring Mission (AMM) untuk segera menjabarkan rincian aplikasi di lapangan atas nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ia juga menyarankan AMM bekerja tidak hanya berdasarkan laporan dari TNI atau dari GAM saja. Tapi juga dari masyarakat sekitar agar bisa tahu kejadian yang sebenarnya di lapangan," ujarnya. Fanny