Bangkalan Tolak Ujian Nasional Diulang

Reporter

Editor

Zed abidien

Jumat, 17 April 2015 10:41 WIB

Reynaldi (18), siswa SMK PGRI Makassar, tersangka begal dan perampokan minimarket mengisi lembar jawaban ujian nasional (UN) di Kantor Polsek Panakukang, Makassar, 15 April 2015. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Bangkalan - Dewan Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menolak Ujian Nasional diulang. Usul pengulangan pelaksanaan UN muncul setelah Kementerian Pendidikan menemukan 30 paket soal Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA bocor melalui Internet. "Sebaiknya tidak ada UN ulang," kata Ketua Dewan Pendidikan Bangkalan Mondir Rofi'i, Jumat, 17 April 2015.

Menurut Mondir, jika UN diulang, maka akan merugikan siswa dan sekolah karena pengulangan butuh anggaran dan tenaga yang besar. Apalagi selama tiga hari pelaksanaan UN, di Bangkalan tidak ada indikasi kebocoran atau jual beli soal. "UN di Bangkalan lancar," ujar dia.

Untuk mencegah agar kebocoran soal UN bisa diminimalisir, Mondir yang juga menjabat Wakil Bupati Bangkalan menyarankan kepada Kementerian Pendidikan agar menyerahkan pembuatan materi soal Ujian Nasional kepada dinas pendidikan di masing-masing provinsi. "Kunci jawaban rawan bocor karena sistem pembuatan soalnya terpusat di Jakarta," katanya.

Sistem yang terpusat itu, kata dia, sangat mudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin mencari keuntungan dengan menjual kunci jawaban. Cukup dengan mendapat satu lembar soal UN yang rahasia, pelaku bisa dengan mudah membuat kunci jawaban dan kemudian menyebarkannya ke seluruh Nusantara. "Karena soal UN dari Sabang sampai Merauke sama," ujar Mondir.

Kelemahan lain dari sistem Ujian Nasional yang terpusat, ucap Mondir, adalah sulitnya melakukan pengawasan karena cakupan wilayah terlalu luas. Berbeda jika pembuatan soal UN diserahkan ke provinsi. Soal pada satu provinsi akan berbeda dengan provinsi lainnya.

Hal ini, kata Mondir, akan membuat pelaku kejahatan sulit membuat bocoran Ujian Nasional. "Kalau dibuat provinsi, wilayah pengawasan UN oleh negara menjadi lebih sempit, lebih mudah dimonitor," katanya.

MUSTHOFA BISRI

Berita terkait

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

32 hari lalu

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

Kepala Kejati Sumbar Asnawi bepergian dengan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi ke Arab Saudi mendapat sorotan. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

45 hari lalu

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

Disdik DKI jakarta telah menyiapkan posko pelayanan untuk program KJMU. Tujuannya, untuk memastikan bantuan pendidikan lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

56 hari lalu

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

DPRD DKI akan memanggil Dinas Pendidikan terkait polemik KJMU.

Baca Selengkapnya

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

57 hari lalu

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

Pencabutan KJMU oleh Pemerintah DKI Jakarta menjadi sorotan perbincangan publik di media sosial

Baca Selengkapnya

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

18 Januari 2024

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

JPPI meminta agar mereka yang terlibat dalam kampanye mendapat sanksi.

Baca Selengkapnya

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

17 Januari 2024

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

Angka buta aksara secara nasional itu mencapai 1,8 persen.

Baca Selengkapnya

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

3 Desember 2023

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

Seorang warga penerima KJP Plus mengaku anaknya telah mendapat KJP Plus sejak 2017, tapi tiba-tiba dicabut usai Dinas Pendidikan bersih-bersih data.

Baca Selengkapnya

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

29 November 2023

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

Penyisiran ulang data penerima bantuan sosial oleh Pemprov DKI berdampak antara lain dicoretnya sebanyak 75.497 siswa pemegang KJP Plus.

Baca Selengkapnya

70 Gedung Sekolah di Kota Serang Alami Kerusakan Berat

28 November 2023

70 Gedung Sekolah di Kota Serang Alami Kerusakan Berat

Menurut Suherman, kerusakan gedung sekolah itu akan segera ditangani.

Baca Selengkapnya

Atap Sekolah Roboh, Sebagian Rombel SDN Pondok Cabe Udik 2 Numpang Dulu ke Sekolah Terdekat

27 November 2023

Atap Sekolah Roboh, Sebagian Rombel SDN Pondok Cabe Udik 2 Numpang Dulu ke Sekolah Terdekat

Setelah peristiwa atap sekolah roboh Sabtu lalu, Disdikbud Tangsel akan memprioritaskan renovasi total SDN Pondok Cabe Udik 2.

Baca Selengkapnya