TEMPO.CO, Depok - Sebanyak sepuluh pelajar digiring ke kantor Kepolisian Sektor Sukmajaya. Mereka dibawa ke kantor polisi karena melakukan corat-coret seragam sekolah seusai ujian nasional di Jalan Juanda, Kelurahan Bhaktijaya, Sukmajaya, Depok.
Mereka ditangkap lantaran dianggap meresahkan warga dan ugal-ugalan di jalan saat mengendarai motor. Kepala Polsek Sukmajaya Komisaris Agus Widodo mengatakan saat anggota Sabhara Polsek Sukmajaya berpatroli dengan sepeda motor, terlihat sekitar 50-an siswa SMK sedang mencorat-coret pakaian dan rambutnya dengan cat.
Petugas kemudian mendatangi dan menyapa para pelajar dengan mengucapkan selamat atas pelaksanaan ujian serta mendoakan semoga mendapatkan nilai yang baik. "Kami mengimbau agar mereka langsung pulang, demi ketertiban dan keselamatan," kata Agus di Depok, Kamis, 16 April 2015.
Saat diberi imbauan itu, para siswa membubarkan diri. Namun ternyata mereka hanya berpindah tempat berkumpul, dari Jalan Sonokeling, Sukmajaya, ke Jalan Juanda. Para pelajar ini konvoi tanpa mengenakan helm dan mengendarai sepeda motor dengan serampangan.
Anggota Polsek Sukmajaya ternyata terus memantau gerak-gerik para pelajar itu. Ketika mengetahui mereka konvoi di Jalan Juanda, petugas langsung menggiring para pelajar itu ke kantor polisi.
Agus mengatakan tidak ada senjata tajam yang dibawa. Tapi, ulah mereka di jalan meresahkan warga sekitar. "Mereka diberi hukuman membersihkan lantai saja," kata Agus. Untuk barang bukti, Polsek Sukmajaya hanya menahan sepeda motor mereka dan meminta orang tua datang untuk membawa mereka pulang.
Lebih lanjut, Agus menturkan, untuk mencegah aksi tawuran seusai ujian nasional. Polsek Sukmajaya juga menyiapkan tiga unit khusus guna memantau pelajar yang berada di titik-titik rawan tawuran. Satu unit ada dua petugas yang berkeliling menggunakan mobil patroli.
IMAM HAMDI
Berita terkait
Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?
24 Agustus 2022
Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Baca SelengkapnyaPolisi Selidiki Ibu Aniaya Anak Hingga Tewas di Kebon Jeruk
20 Oktober 2019
Aparat Kepolisian Sektor Kebon Jeruk, Jakarta Barat tengah menyelidiki kasus ibu aniaya anak yang masih berumur 2 tahun hingga tewas.
Baca SelengkapnyaKPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan
9 Januari 2019
KPAI juga meminta kebijakan pembedaan soal UN diberlakukan untuk para siswa yang pindah sekolah akibat bencana di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPenyerangan Polsek Penjaringan, Rohandi Diduga Ingin Bunuh Diri
9 November 2018
Penyerangan itu dilakukan Rohandi karena ia berharap ditembak mati oleh polisi
Baca SelengkapnyaPenyerangan Polsek Penjaringan, Pelaku Teriakkan Takbir
9 November 2018
Polsek Penjaringan terlah berkoordinasi dengan Tim Densus Antiteror untuk menyelidiki penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaSiapa Shendy, Lolos dari Begal lalu Berjuang dari Penyekapan?
28 Oktober 2018
Shendy Hidayatullah menjadi korban begal di jalan dekat kampusnya. Tak ada pertolongan yang datang dini hari itu, sebaliknya ...
Baca SelengkapnyaDua Orang Tewas Usai Tenggak Miras Tiruan Martell
25 Oktober 2018
Miras tiruan, begitu disebut, karena harga Martell per botol yang lebih dari Rp 500 ribu bisa didapat seharga Rp 150 ribu. Miras juga dirasa bau lem
Baca SelengkapnyaMudik, Polisi Buka Tempat Penitipan Kendaraan di Semua Polsek
6 Juni 2018
Polda Metro Jaya memperbolehkan masyarakat menitipkan kendaraan pribadi jika tidak dibawa mudik di semua kantor polisi di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaHasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan
18 April 2018
Hasil telaah akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran.
Baca SelengkapnyaMendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit
18 April 2018
Soal UN SMA mata pelajaran matematika membuat gaduh para siswa karena dinilai terlalu sulit dan tak pernah diajarkan.
Baca Selengkapnya