Pesan Terakhir TKI Karni Sebelum Dieksekusi Algojo

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 17 April 2015 02:24 WIB

Desi Sri Rahayu (tengah) anak dari Karni binti Medi Tarsim, tenaga kerja Indonesia asal Brebes, Jawa Tengah, yang dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi. Tempo/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Brebes - Sekitar sebulan sebelum ajal menjemputnya, Karni binti Medi Karsim sempat berpesan kepada suaminya, Darpin Sarji, agar anak bungsunya jangan sampai putus sekolah. "Dia meminta saya menjaga anak-anak dan jangan sampai sekolahnya terhenti," kata Darpin di rumahnya di Karangjunti, Kecamatan Losari, Brebes, Kamis malam, 16 April 2015. (Baca: Detik-detik Kritis Sebelum TKI Karni Dieksekusi Algojo)

Karni, 37 tahun, adalah tenaga kerja Indonesia asal Desa Karangjunti, Brebes, yang dieksekusi mati dengan cara ditembak di Penjara Kota Yanbu, Madinah, Arab Saudi, pada Kamis pukul 10.00 atau pukul 14.00 waktu Indonesia Barat. Ibu tiga anak itu divonis mati karena membunuh anak majikannya pada Oktober 2012. (Baca: TKI Karni Dihukum Mati, di Sini Lokasi Eksekusinya)

Karni meninggalkan tiga anak, yaitu Sukron Hidayat, 20 tahun, Kadarisman, 17 tahun, dan Desi Sri Rahayu, 10 tahun. Sukron dan Kadarisman hanya lulus sekolah dasar alias tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Kini, keduanya bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta. Desi masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Pada Maret lalu, Darpin dan ayah Karni, Medi Tarsim, 80 tahun, difasilitasi Kementerian Luar Negeri bertemu Karni secara langsung di Penjara Madinah. "Kami hanya bertemu Karni selama 10 menit," kata Darpin dengan mata berkaca-kaca. Dalam pertemuan singkat itu, Karni hanya menyampaikan pesan terakhir ihwal masa depan anak-anaknya. (Baca: 36 WNI Masuk Daftar Antre Eksekusi Mati di Arab Saudi)

Saat itu, Karni sama sekali tidak menyinggung soal jadwal pelaksanaan eksekusi matinya. "Dia hanya berpesan itu (agar menjaga anak-anak)," kata Darpin. Pesan yang sama juga disampaikan Karni saat Darpin dan Medi membesuknya pertama kali di Penjara Madinah pada Maret 2014.

Sama dengan dua anak lelakinya, Darpin dan Karni hanya lulus SD. Sebagai petani kecil, penghasilan Darpin hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kepala Bagian Humas dan Protokoler Sekretariat Daerah Brebes, Atmo Tan Sidik, mengatakan pemerintah tidak menutup mata terhadap masa depan Desi, anak bungsu Karni.

"Pemerintah Kabupaten Brebes akan memantau pendidikan Desi agar jangan sampai putus sekolah," kata Atmo saat bertandang ke rumah Karni bersama sejumlah stafnya, Kamis malam. Atmo mengatakan akan adanya bantuan dari Pemkab Brebes untuk keluarga Karni. Namun, Atmo belum menjelaskan bentuk bantuan itu.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

8 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya