Aksi aktivis untuk mendukung KPK di Bandung, Jawa Barat, Minggu 25 Januari 2015. Aliansi Bandung Untuk Indonesia menggalang dukungan rakyat melawan rezim korup di depan Hotel Palais Dago milik keluarga Budi Gunawan. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat melambat akibat konflik berkepanjangan dengan Kepolisian Republik Indonesia. Wakil Ketua KPK Zulkarnain menyatakan lembaganya saat ini sudah fokus kembali untuk melanjutkan program kerja.
"Dengan situasi yang lalu, memang 1,5 bulan kita tak bisa fokus melaksanakan tugas. Sekarang sudah," kata Zulkarnain di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin, 13 April 2015.
KPK, ucap Zulkarnain, telah merancang program kerja untuk dilaksanakan sepanjang 2015. Bila situasi mendukung, Zulkarnain optimistis program tersebut akan terlaksana.
Dia berharap anggaran yang tersedia cukup untuk mewujudkan rancangan program itu. "Kinerja kami kan berbasis anggaran," tuturnya.
Selain penindakan, kata Zulkarnain, program KPK mencakup pencegahan tindak pidana korupsi. "Tolong, media juga perhatikan program pencegahan ini," ujar Zulkarnain. "Selama ini, pemberitaan soal pencegahan hanya 14 persen, sisanya tentang penindakan."
Konflik KPK dengan Polri bermula dari ditetapkannya calon Kapolri, Komjen Budi Gunawan, sebagai tersangka transaksi mencurigakan oleh KPK. Seusai penetapan tersebut, secara berturut-turut, komisioner KPK dilaporkan ke polisi, di antaranya Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. Presiden Joko Widodo pun menunjuk beberapa pemimpin sementara KPK, salah satunya Taufiequrachman Ruki yang pelaksana tugas Ketua KPK.
Sejak Ruki menjabat, baru pekan lalu KPK menunjukkan kerja signifikan dengan menangkap tangan politikus PDIP yang menerima suap dan menahan bekas Menteri Agama Suryadharma Ali.