Agrowisata Maju, Petani dan Lahan di Batu Malah Menyusut

Reporter

Minggu, 12 April 2015 21:43 WIB

Pekerja menangkat buah naga untuk dikirim ke Jakarta di Desa Giripurno, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu 21 Januari 2015. Buah naga biasa disajikan saat tahun Baru Imlek. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Batu - Jumlah petani di Kota Batu terus menyusut setiap tahun. Data sensus pertanian 2003 jumlah petani di Batu masih sebanyak 19.326 rumah tangga, sedangkan pada 2013 turun menjadi 17.358 rumah tangga.

"Jumlah petani semakin menyusut, lahan pertanian juga terus berkurang," kata Kepala Dinas Pertanian, Sugeng Pramono, Ahad, 12 April 2015.

Bukan cuma petaninya, luas lahan pertanian juga menciut 11, 5 persen. Pada 2003 luas lahan pertanian mencapai 2.681 hektare, sepuluh tahun kemudian menyusut dan tersisa 2.373 hektare. "Lahan pertanian berubah fungsi menjadi kawasan permukiman, hotel restoran dan sektor bisnis lainnya."

Sugeng mengatakan, untuk tetap menjaga pekerjaan di sektor pertanian, Dinas Pertanian menggalakkan pertanian organik yang ramah lingkungan. Selain itu, keuntungan pertanian organik berlipat sehingga diharapkan menarik minat petani terus bertani.

Terkait program itu, lahan pertanian di Desa Pendem dan Dadaprejo Kecamatan Junrejo tetap dipertahankan dengan tanaman organik. Di Desa Penden disiapkan lahan seluas empat hektare untuk percontohan pertanian organik. Sayang jumlah petani penggarap juga menyusut di desa ini sehingga warga setempat dilatih agar tertarik bertani.

Kepala Desa Pendem Kota Batu, Tri Wahyuwono Efendi, mengatakan, jumlah petani usia produktif terus menyusut. Rata-rata para pemuda selepas tamat Sekolah Menengah Atas memilih bekerja di sektor jasa pariwisata seperti hotel, restoran dan industri agrowisata lainnya yang digalakkan pemerintah kota setempat.

Mereka meninggalkan pekerjaan utama warga setempat sebagai petani. "Mereka memilih pekerjaan yang bersih tak berkutat dengan lumpur," katanya.

Jika jumlah petani dan luas lahan pertanian menyusut dikhawatirkan akan mengancam produksi beras di Kota Batu. Sedangkan kebutuhan beras bakal terus meningkat karena pertumbuhan jumlah penduduk.

Untuk itu, dibutuhkan pelatihan atau sekolah pertanian. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan para petani. Apalagi sektor pariwisata terus berkembang pesat sehingga mengancam sektor pertanian.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

22 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

35 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

38 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya