TEMPO.CO, Mojokerto – Jual-beli kunci jawaban ujian nasional bisa dilakukan di mana saja. Kesaksian ini disampaikan oleh seorang guru SMA di Mojokerto, Jawa Timur, menyebutkan transaksi itu sampai ke tengah hutan. "Kami biasanya bertransaksi di hutan perbatasan Mojokerto-Lamongan," katanya, Minggu, 12 April 2015.

Dia yang meyakini kebenaran dari pengaduan yang diterima Dewan Pendidikan daerah setempat bahwa ada penawaran kunci jawaban untuk ujian nasional tahun ini. Dia menyebut ada dua sindikat yang biasa 'bermain', yakni Lamongan dan Surabaya.

Seorang guru lainnya juga mengaku biasa membeli kunci jawaban dari Lamongan. "Kebetulan ada warga sini yang jadi guru di Lamongan, kami biasanya memesan lewat orang itu," katanya. Tapi, lokasi transaksi, menurutnya, tidak sampai ke tempat terpencil seperti di hutan. "Ya, kami transaksinya lewat orang itu, tidak sampai di hutan," katanya.

Keduanya menyebutkan tarif harga kunci jawaban ujian nasional SMA/SMK/MA yang beredar selama ini beragam dan berubah dari tahun ke tahun. Pada 2013 lalu, misalnya, disebutkannya sekitar Rp 6 juta dan pada 2014 turun jadi Rp 3,5-5 juta.

Harga tersebut merupakan harga satu paket untuk kunci jawaban soal dari enam mata pelajaran yang diujikan di UN. "Tahun sekarang mungkin sama dengan tahun lalu," katanya.

Namun, informasi yang dihimpun Tempo, di satu SMA Negeri di Kabupaten Mojokerto sempat beredar kunci jawaban seharga Rp 15 juta pada tahun lalu. Sejumlah siswanya terpaksa iuran untuk menebusnya.

Kedua guru di atas menyebut harga itu terlalu tinggi. Mereka menduga kurang ada kedekatan antara pembeli dan penjual. "Atau bisa jadi harganya dimainkan oknum setempat agar mahal, padahal aslinya tidak sampai segitu," katanya.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Sumarsono mengingatkan agar guru dan siswa tidak terpengaruh beredarnya kunci jawaban soal UN. "Jangan terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.

ISHOMUDDIN