Pengetahun Apa yang Bisa Bikin Anak Muda Melek ISIS?

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 1 April 2015 04:28 WIB

Sejumlah tentara Irak berlindung disamping kendaraan perangnya saat bentrok dengan Negara Islam (ISIS) di Tikrit, Irak, 30 Maret 2015. Setidaknya ISIS telah melakukan empat serangan bom bunuh diri. AP/Khalid Mohammed

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme, Noor Huda Ismail, mengatakan untuk mencegah meluasnya perekrutan pelajar Indonesia masuk Islamic State atau Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), tak cukup melalui pendekatan agama, seperti ceramah oleh pemuka agama.

Alasannya, menurut Noor, saat ini pola rekrutmen ISIS dilakukan dengan cara-cara modern melalui media sosial. "Sehingga upaya deradikalisasi juga harus menggunakan pendekatan yang sama," kata Noor saat dihubungi Tempo, Senin 30 Maret 2015.

Tak cukup dengan 'pencerahan' melalui sosial media, Noor berujar, Kementerian Luar Negeri juga harus berperan lebih besar alam mensosialisasikan peta politik global. Menurut dia, konflik di Suriah bukan semata konflik agama, namun juga didanai dan diboncengi kepentingan negara-negara lain, seperti Rusia dan Amerika.

Konstelasi politik itu yang harus disampaikan kepada para pelajar Indonesia. "Pendidikan politik global sangat penting, jangan cuma deradikalisasi melalui majelis taklim," ujar Noor.

Noor menjelaskan, pelajar Indonesia banyak terpapar pada propaganda ISIS melalui media sosial. Noor menyebut media seperti Youtube, Facebook, Whatsapp dan Twitter dapat dengan cepat menyebarkan informasi kondisi riil di lapangan. Anak muda yang dekat dengan internet mudah menerima propaganda tersebut dan akhirnya terpicu untuk bergabung.

Selain itu, Noor menyebut alasan kemanusiaan juga jadi salah satu faktor bergabungnya pelajar Indonesia ke ISIS. Beberapa mahasiswa, kata Noor, awalnya masuk ke Suriah untuk membantu korban yang terluka. Akan tetapi, saat berada di sana mereka merasakan diserang dan melihat langsung penderitaan sesama sehingga akhirnya ikut mengangkat senjata.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua pelajar Indonesia yang berada di Turki diyakini telah bergabung dengan Islamic State atau Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Mereka adalah Yazid Ulwan Falahuddin, 19 tahun, dan Wijangga Bagus Panulat, 20 tahun.

Yazid, jebolan SMA di Kayseri, Turki, bergabung dengan ISIS pada akhir 2013. Dia kabur dari sekolahnya dan bergabung dengan kelompok pemberontak yang menjadi cikal-bakal ISIS. Sedangkan Bagus, kakak kelas Yazid yang merupakan mahasiswa tahun pertama jurusan computer engineering di Izmir Institute of High Technology, Kayseri, Turki, menyusul jejak Yazid empat bulan kemudian. Sumber Tempo mengatakan Yazid kini menjadi perekrut milisi ISIS dari Tanah Air.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya