Ketua Umum partai Nasdem, Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Jusuf Kalla ketika menghadiri acara ulang tahun Mantan Wakil Presiden tersebut di Jakarta, Kamis (15/5). Jusuf Kalla yang merayakan ulang tahunnya yang ke 72 disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden pendamping Joko Widodo yang diusung partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh disebut berperan besar dalam pengakuan pemerintah terhadap kepengurusan Agung Laksono di Partai Golkar. Hal ini diakui Surya. “Saya juga berperan tapi sebagai sahabat,” katanya, Kamis malam, 19 Maret 2015.
Setelah pemilihan presiden yang tak dimenangi calon dukungannya tahun lalu, Golkar terbelah menjadi dua kubu. Kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Bali pimpinan Aburizal Bakrie berseberangan dengan kubu Musyawarah Nasional Jakarta pimpinan Agung Laksono. Mahkamah Partai, yang dibentuk untuk menyelesaikan konflik, oleh pemerintah dianggap memenangkan kubu Agung.
Berdasar keputusan Mahkamah Partai itu pula, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mengeluarkan surat klarifikasi. Isinya, memerintahkan Agung membentuk kepengurusan. Pada Senin, 23 Maret 2015, Menteri Yasonna mengesahkan kepengurusan Agung.
Surya menjelaskan, sebelum Menteri Yasonna menerbitkan surat pengakuan atas kubu Agung, para petinggi partai koalisi pemerintah bertemu di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, awal Maret lalu. “Setelah pertemuan itu, kami segera mengadakan pertemuan lagi,” ujarnya.
Sejumlah sumber menyatakan Surya meminta Megawati agar memerintahkan Yasonna mendukung kepengurusan Agung. Namun, pada malam itu, Megawati disebut belum bisa diyakinkan meski Surya menjelaskan bahwa Golkar penting dipegang untuk mendukung pemerintahan.
Karena itu, Surya meminta bantuan Kalla untuk mendekati Megawati. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menemui Megawati di Jalan Teuku Umar pada Senin malam, 9 Maret 2015.
Politikus lain menyebutkan Kalla membawa kartu truf yang bisa memantik amarah Megawati: Luhut Panjaitan. Kepala Kantor Staf Presiden ini disebutnya telah mengikat kesepakatan dengan kubu Aburizal. Megawati disebut tak menyukai Luhut.
Kalla juga disebut datang dengan membawa konsep surat persetujuan terhadap kepengurusan Golkar versi Agung. Konsep surat inilah yang harus diteken Menteri Yasonna.
Lobi Kalla manjur. Malam itu juga Megawati memanggil Yasonna ke Teuku Umar. Lalu Megawati meminta Yasonna mengesahkan kepengurusan Golkar versi Agung Laksono. Besoknya, Yasonna mengumumkan terbitnya surat penjelasan tentang kepengurusan ganda di Golkar dan menyatakan pemerintah mengakui Golkar kubu Agung Laksono.
SUNUDYANTORO | RUSMAN PARAQBUEQ | JOBPIE SUGIHARTO | REZA ADITYA | TIKA PRIMANDARI | IRA GUSLINA
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
25 hari lalu
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.